Indonesia Bicara

Indonesia Bicara

Senin, 20 Desember 2010

DEWASA dan KEDEWASAAN

Post kali ini gak akan membahas masalah politik atau budaya, tetapi masalah sifat dasar manusia dalam berkomunitas yaitu "kedewasaan" dan menjadi "dewasa".


Ada 2 buah kalimat mutiara yang menyangkut Dewasa - Kedewasaan


Yakni :



"JIKA SESEORANG TIDAK BISA BERPIKIR SECARA DEWASA MAKA AJAKLAH DIA BERBICARA MENGENAI KEDEWASAAN, JIKA SESEORANG TIDAK MAMPU BERBICARA MENGENAI KEDEWASAAN MAKA JANGAN HABISKAN WAKTUMU UNTUK MENUNGGUNYA MENGERTI AKAN ARTI DEWASA ITU"


"PASSIVA NON SUN PROBANDA"
Jika anda sedang tersakiti hati anda oleh orang-orang yang pikirannya dangkal akan kedewasaan, maka ingatlah kata mutiara kedua di atas, yang bermaksud ; "Bertindak pasif tidak dapat dituntut secara hukum"
Maknanya yakni, "cukuplah anda diam akan segala kicauan negatif dan kekanak-kanakan dari orang yang telah menyakiti anda, maka secara otomatis anda akan lebih disegani lingkungan masyarakat lain, karena anda memiliki pribadi yang berbesar hati"


MUNGKIN INILAH REFLEKSI HARI INI, RENUNGKANLAH DAN PAHAMILAH . . . !

Senin, 13 Desember 2010

Bentuk-Bentuk Dasar Majas

Dasarnya majas dibagi menjadi tiga bagian, yakni :

1. Majas Perbandingan
2. Majas Pertentangan
3. Majas Pertautan

Secara global majas perbandingan terdiri dari 4 jenis yakni:

1. Personifikasi
(person = orang ; mengorangkan benda)
Mengumpamakan benda mati dianggap seperti manusia.
contoh : Bunga-bunga yang terhampar di padang sabana itu tersenyum menyambut kedatangan kami.

2. Metafora
Mengkiaskan benda sehingga timbul makna baru
contoh (raja siang : matahari ; makan jalan : prasmanan ; kambing hitam : tertuduh)
Suasana demonstrasi di depan gedung DPR saat ini semakin riuh tatkala raja siang mulai naik.

3. Asosiasi / Perumpamaan
ciri-ciri : terdapat kata bagai, seperti, bagaikan dan mengandung makna peribahasa
contoh:
Apa yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi KKN bagaikan menegakkan benang basah.

4. Allegori
Mengkiaskan kata benda dengan lambang-lambang yang mengandung unsur pendidikan (biasanya fabel).
contoh Allegori : dongeng kancil.
Seandainya saja tabiatnya itu tak seperti kancil pasti ia tidak akan dipenjara seperti sekarang.


Majas Pertentangan secara umum terbagi menjadi 5 jenis yakni:

1. Hiperbola
suatu gaya bahasa yang bersifat melebih-lebihkan.
Contoh : Ibu itu terkejut setengah mati ketika mendengar anaknya tidak lulus ujian nasional.

2. Ironi
gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus.
Contoh :  Pandai sekali kau baru datang ketika rapat mau selesai

3. Litotes
gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu yang baik menjadi bersifat negatif.
Contoh : Kalau ke Malang sempatkanlah untuk mampir ke gubuk saya. (padahal rumahnya besar dan mewah)

4. Paradoks
gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada.
contoh : Aku masih merasa kesepian dalam suasana pesta ulang tahun yang meriah ini.

5. Antitesis
gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan dalam satu frasa (lawan kata).
contoh : (tua muda ; kaya miskin)
Tua, muda, kaya, miskin, semua bersatu padu dalam pesta demokrasi kali ini.


Pada dasarnya majas pertautan terbagi :

1. Sinekdoke
a. Sinekdoke Pars prototo
gaya bahasa yang menyebutkan nama sebagian sebagai nama pengganti suatu benda secara utuh.
contoh : Untuk menunjang proses pembelajaran, tiap kepala dalam kelas akan dimintai sumbangan sebesar Rp. 5000.
(maksudnya tiap siswa)
b. Sinekdoke Totem proparte
gaya bahasa yang menyebutkan nama benda secara utuh sebagai nama sebagian sebagai pelaku.
contoh : Kemarin, SMA Negeri 1 Malang telah memenangkan Kompetisi Kimia di Universitas Airlangga.
(maksudnya yang telah memenangkan adalah tim yang terdiri dari beberapa orang dari SMAN 1 Malang)

2. Metonimia
gaya bahasa yang menggunakan nama barang, orang, hal, atau ciri sebagai pengganti barang itu sendiri.
Contoh: Tiket Garuda jauh lebih murah daripada Air Asia.

3. Eufimisme
ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasa lebih kasar yang dianggap
merugikan atau yang tidak menyenangkan.
Contoh: "Bu, bolehkah saya pergi ke belakang?" (maksudnya pergi ke kamar mandi)
Penderita tuna daksa perlu diberikan bimbingan secara inklusif.

Bentuk-Bentuk Majas lainnya merupakan bentuk baru atau kontemporer sehingga pembagiannya dapat berubah-ubah sesuai intepretasi penulis.
Anda dapat mengunjungi situs :
http://organisasi.org/majas_gaya_bahasa_dalam_bahasa_indonesia
http://endonesa.wordpress.com/2008/09/08/majas/

Sabtu, 11 Desember 2010

Judul Baru, Semangat Baru

Bersyukur setelah kurang lebih 2 bulan vakum dari kegiatan jurnalistik blog, hari ini Sabtu, 11 Desember 2010, Mada memulai lagi kegiatan wacana ini.

Dengan mengusung nama baru yakni "Wacana INDONESIA Bicara" semoga bisa melengkapi situs jejaring informasi dunia maya tentang ke-INDONESIA-an.

Mari menulis di Blog.... !!!

Rabu, 08 September 2010

Minggu, 15 Agustus 2010

Gelar Duta Wisata Seluruh Indonesia (disunting dari ADWINDO)

Berikut adalah nama pemilihan-pemilihan yang ada dalam daftar Yayasan Duta Wisata Indonesia (YDWI) dan Asosiasi Duta Wisata Indonesia (ADWINDO), diantaranya adalah:

SUMATERA
• Prov. Aceh/ Nanggroe Aceh Darussalam: Agam Inong Aceh/ NAD
• Kabupaten Aceh Singkil: Duta Wisata Pukak dan Nungkak
• Prov. Sumatera Utara/ Kota Medan: Jaka Dara Sumut
• Prov. Sumatera Barat: Uda Uni Sumbar
• Prov. Sumatera Selatan: Bujang Gadis Sriwijaya Sumsel
• Prov. Riau: Bujang Dara Riau
• Prov. Kepulauan Riau: Teruna Dara Kepri
• Prov. Jambi: Bujang Gadis Jambi
• Prov. Bengkulu: Bujang Gadis Bengkulu
• Prov. Lampung: Muli Mekhanai Lampung
• Prov. Bangka Belitung: Bujang Dayang Bangka Belitung
• Bangka: Bujang Miak Bangka
• Belitung: Bujang Dayang Belitong

JAWA
• Prov. Banten: Kang Nong Banten
• Kota Tangerang: Kang dan Nong
• Kota Cilegon: Steng dan Senong
• Kabupaten Tangerang: Kang dan Nong
• Kabupaten Serang: Kang dan Nong
• Kabupaten Lebak: Sajira dan Adinda
• Kabupaten Pandeglang: Kaka dan Teteh
• Prov. DKI Jakarta: Abang None Jakarta
• DKI Jakarta: Koko dan Cici
o Prov. Jawa Barat: Mojang Jajaka Jabar
o Kota Bandung: Mojang dan Jajaka
o Kota Bekasi: Abang dan Mpok
o Kota Depok: Abang dan Mpok
o Kota Bogor: Mojang dan Jajaka
• Kota Cirebon: Jaka dan Rara
• Prov. Jawa Tengah: Mas Mbak Jateng
• Kota Semarang: Kenang dan Denok
• Banyumas: Kakang dan Mbekayu
• Kabupaten Demak: Mas dan Mbak
• Kabupaten Klaten: Mas dan Mbak
• Kabupaten Sragen: Pemilihan Duta Wisata/ Putra Putri Sukowati
• Kabupaten Boyolali: Mas dan Mbak
• Kabupaten Temanggung: Mas dan Mbak
• Prov. DI Yogyakarta: Dimas Diajeng JOGJA
• Kota Yogyakarta: Dimas Diajeng Kota Yogyakarta
• Kabupaten Sleman: Dimas Diajeng Sleman
• Kabupaten Bantul: Putra Putri Bantul
• Kabupaten Gunung Kidul: Dimas Diajeng Gunung Kidul
• Kabupaten Kulon Progo: Dimas Diajeng Kulon Progo
• Prov. Jawa Timur: Raka Raki Jatim
• Kota Surabaya: Cak dan Ning
• Gresik: Cak dan Yuk
• Jombang: Guk dan Yuk
• Mojokerto: Gus dan Yuk
• Sidoarjo: Gus dan Yuk
• Madura: Kacong dan Jebbing
• Banyuwangi: Jebeng dan Thulik
• Batu: Kakang Mas dan Nimas Ayu
• Pasuruan: Mas Bagus dan Mbak Ayu
• Kabupaten Malang: Jaka dan Rara
• Kota Malang: Kakang dan Mbakyu
• Kabupaten Magetan: Bagus dan Dyah
• Kota Blitar: Kangmas dan Diajeng

Rabu, 04 Agustus 2010

Detik-Detik Proklamasi (65 Tahun Kemerdekaan Indonesia)

PROKLAMASI

Kami Bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoesaan d.l.l. diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, Hari 17 Boelan 8 Tahoen '05
Atas Nama Bangsa Indonesia
Soekarno - Hatta

 ________________________________________






INDONESIA TANAH AIR BETA
PUSAKA ABADI NAN JAYA
INDONESIA SEJAK DULU KALA
TETAP DIPUJA-PUJA BANGSA
DISANA TEMPAT LAHIR BETA
DIBUAI DIBESARKAN BUNDA
TEMPAT BERLINDUNG DI HARI TUA
SAMPAI AKHIR MENUTUP MATA

Lagu Nasional - Indonesia Pusaka.Mp3

Kamis, 22 Juli 2010

2 Tahun Eksistensi "madaisking"

Logo "Mada" diciptakan bulan Maret 2010
2 Tahun Eksistensi "madaisking" di dunia maya merupakan suatu apresiasi dari para blogger dan browser di seluruh Indonesia yang telah memanfaatkan blog ini sebagai blog budaya. Segala comment yang telah dikirimkan baik melalui blog ini maupun e-mail bak pahatan-pahatan yang telah mengukir sebuah batu cadas menjadi mahakarya tak ternilai. Oleh karena itu, di tahun kedua ini kami mengucapkan banyak TERIMA KASIH kepada para PEMBACA situs ini.
Situs ini aktif pertama kali sejak bulan Maret 2008 dan memulai pengolahan data sejak September 2008. Dimulai dengan nama "Mada's Blog" --> "King Mada" --> "Bangkit Indonesia" kemudian judul yang terakhir dan masih dipakai sampai sekarang yaitu "Indonesia (saatnya) Bicara". Kami menyadari data yang ada dalam blog ini masih jauh dari harapan yang ada. Saran dari PEMBACA merupakan kunci utama yang dapat membuka harapan-harapan itu. Sekali lagi kami mengucapkan banyak TERIMA KASIH kepada siapapun yang telah memanfaatkan blog ini. Terima Kasih..... 
<<-Salam Indonesia Bicara->>

Salam Hangat dari Mada

Minggu, 18 Juli 2010

MENYONGSONG HARI ANAK NASIONAL - TANPA TV 2010

MENYONGSONG HARI ANAK NASIONAL
~ 23 JULI 2010 ~
"ANAK CERDAS, BANGSA BERKUALITAS"

==============






 
MENYONGSONG
HARI TANPA TV 2010
~ 25 JULI 2010 ~
"MATIKAN TV SELAMA SEHARI"


Sabtu, 19 Juni 2010

TEACHER PROFESIONALISM, IN THE NEW ERA


Education is the benchmark for the success of a nation. In fact, there is a strong correlation between education with the awakening of a nation. Growing a revolution and reformations in a country, almost certainly initiated by educated young people who have a high national spirit. Without the youth of the nationalist spirit, it is hard to imagine a new era of struggle which we call a national awakening.
The interference of youth in education was able to provide orientation on the development and give a positive contribution to the advancement of the nation. This was a same statement with the philosophy of education from JH. Abendanon, "If A Nation Want to Go, Everything Must Start of Education." However, the success and progress of education in Indonesia are now starting to be questioned. This was proved by the marginalization of ethics requires some knowledge on students. The students just seek a diploma/degrees and without looking at the real science entities.
In developed countries, we know that the prospect of education is  supported by modern facilities and an international learning system. Whereas in developing countries, such as in Indonesia, the success of education will be gained in step by step and it requires a process and time that’s not shortened.
The process of educational development in Indonesia is influenced by several factors, for example, is a lecturer / teacher and curriculum. According to UNESCO data, 41-63% of the world's educational success is directly affected by the professionalism of teachers. In Indonesia, there are two laws government of the education system and teachers. In Law no. 20/2003 on National Education System explained that the learning process should be implemented in an active, innovative, creative, effective, and fun. While the professionalism of teachers is regulated by Law no. 14/2005. In this law explained that professional teachers who have the intellectual ability, transfer knowledge ability, understanding students development, and creative (have the arts) in teaching.
From the explanation, a lot of critics from observers of education these days is the professionalism of teachers, especially in the second and fourth points of "transfer knowledge ability and have the art in teaching." Based on data from a survey institutions about the style of teaching high school teachers in several provinces in Indonesia, it is known that approximately 43% of teachers just teach with theory method, 23% of teachers teach with methods of recording, 18% of teachers teach with tasks, and 16% of teachers teaching with applicative methods / sharring (LSI, 2006).
From these data, it seems clear if the title of "developing country" is still carried by Indonesia because of the creativity of teachers in educating only in the last ranks. This is also a fact that the purpose of Law No. 20/2003 on the implementation of learning activities by using contextual teaching learning has not been realized. If we analyse about role and function of the ideal teachers is not only as an actor in the classroom but also a script writer, director, producer, even the figurant/supernumerary in a school activity. It means that the teacher sometimes can act as a promoter of knowledge, giver of the command when the learning progress, mediator when there is a problem in the subject, a provider of learning, and even companion for students during the learning process.

~ Hutan Kota, Solusi Jitu Menyelamatkan Lingkungan ~

Masyarakat dunia sedang akrab dengan istilah ‘global warming’ atau pemanasan global. Berbagai kalangan memfokuskan perhatiannya pada masalah ini karena sangat berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia. Para penggiat lingkungan terus bekerja keras melakukan upaya-upaya rekonstruktif untuk menyelamatkan lingkungan dari ancaman kerusakan, bahkan kepunahan.

Pemanasan global dapat diartikan sebagai peningkatan suhu udara di permukaan bumi dan di lautan. Para peneliti mengatakan bahwa peningkatan suhu ini dimulai sejak abad ke-20 dan diprediksikan akan terus mengalami peningkatan. Fenomena ini disebut ’pemanasan global’. Namun sebagian besar ilmuwan menggunakan istilah perubahan iklim, dengan alasan bahwa yang terjadi sekarang ini tidak hanya persoalan bertambah panasnya suhu udara, tetapi juga terjadinya perubahan iklim yang sangat signifikan dan tak terduga-duga.
Apapun istilah yang dipakai, yang jelas isu pemanasan global kini menjadi isu sentral dimana setiap umat manusia di atas bumi ini memiliki tanggungjawab untuk mengatasinya. Tidak ada manusia, atau kelompok, atau bangsa yang bisa mengatakan bahwa mereka tidak harus bertanggung jawab akan kerusakan alam sekarang ini, karena semua makhluk di atas bumi ini berada dalam satu ’rahim’bumi. Tak terkecuali kita di Indonesia.
Indonesia menempati urutan ketiga dari tujuh negara yang disebut biodiversity country. Hutan Indonesia merupakan rumah bagi ribuan jenis flora dan fauna, dan banyak diantaranya adalah endemik di Indonesia. Ironisnya, penebangan hutan telah memperpanjang daftar jenis-jenis yang masuk dalam kategori kepunahan (endangered).
Hutan Indonesia juga merupakan hutan terbesar dan terkaya di Asia, namun berada dalam krisis yang sangat mengkuatirkan. Setiap tahun lebih dari 2 juta hektar hutan rusak dan musnah. Jika dibandingkan dengan luas lapangan sepak bola, maka 300 lapangan musnah setiap tahun! Informasi resmi menunjukkan bahwa penebangan liar diduga telah mencapai 17-30 juta m3 per tahun. Jumlah ini ekuivalen dengan 400.000-800.000 ha hutan ditebang secara liar setiap tahun.
Beberapa LSM melaporkan bahwa penebangan liar sudah mencapai 52 persen dari total produksi kayu bulat yang bersumber pada hutan alam. Industri perkayuan diperkirakan mampu menerima pasokan kayu bulat sampai 80 juta m3 per tahun. Sedangkan hutan alam secara resma hanya dapat memasok sekitar 29,5 juta m3 per tahun. Kekurangan yang besar dari pasokan resmi tersebut telah menciptakan celah terjadinya penebangan liar. Kerusakan hutan tidak hanya memusnahkan keanekaragaman hayati yang tidak akan tergantikan, tapi juga mengakibatkan meningkatnya pemanasan global. Sementara itu, sekitar 30 juta jiwa masyarakat Indonesia sangat menggantungkan hidup kepada sumber daya hutan.
Sesungguhnya, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi penebangan liar. Mulai dari mengeluarkan berbagai kebijakan dalam bentuk Undang-Undang (UU) dan Peraturan Pemerintah (PP) sampai pada ’pengerahan’ berbagai organisasi atau kelompok-kelompok pencinta lingkungan untuk melibatkan masyarakat agar aktif terlibat dalam penyelamatan lingkungan. Hasilnya pun tidak terlalu mengecewakan sebetulnya, dimana kita dapat melihat banyaknya kasus-kasus penebangan liar yang berhasil diseret ke pengadilan.
Masalahnya, semua upaya tersebut jelas belum optimal dan terpadu. Terlebih lagi jika dibandingkan dengan jumlah kerusakan yang telah terjadi dan upaya perbaikan yang telah dilakukan, pesimisme segera terbayang, akankah kita mampu mengendalikan kerusakan hutan dalam jangka waktu sepuluh tahun ke depan? Salah satu upaya yang telah ditempuh pemerintah adalah dengan ide pengembangan hutan kota.
Hutan kota adalah suatu lahan yang bertumbuhkan pohon-pohon di dalam wilayah perkotaan, pada tanah negara yang berfungsi sebagai penyangga lingkungan dalam pengaturan tata air, udara, habitat flora dan fauna yang memiliki nilai estetika dengan luas yang solid 0,4 hektar merupakan ruang terbuka hijau, pohon-pohon serta areal tersebut ditetapkan pejabat yang berwenang sebagai Hutan Kota. (Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan Departemen Kehutanan, tahun 2002).
Menurut penulis, hutan kota sangat strategis menjadi fokus utama pemerintah dan masyarakat, karena ide ini lebih membumi dan manfaatnya langsung dirasakan. Apalagi sebagian besar masyarakat Indonesia sesungguhnya berada di perkotaan. Tanpa mengabaikan pentingnya melestarikan hutan-hutan asli, hutan kota lebih mudah disosialisasikan pemanfaatannya pada masyarakat luas.
Jika kita berbicara tentang hutan yang sebenarnya, dapat dipastikan bahwa sebagian besar masyarakat akan menganggap bahwa itu bukan persoalan mereka. Masyarakat Indonesia secara tidak kasat mata memiliki karakter ’tidak terlalu perduli’ dengan hal-hal yang tidak berkaitan langsung dengan dirinya. Itu sebabnya banyak kegagalan ditemui ketika kita berbicara mengenai pentingnya melestarikan hutan.
Hutan, bagi sebagian masyarakat Indonesia bukanlah tanggungjawab mereka, sekalipun disadari bahwa banyak komponen kehidupan mereka sangat bergantung pada hasil hutan. Hutan kota menjadi salah satu pilihan jitu menyelamatkan lingkungan karena beberapa hal:
1) Menciptakan kesejukan dan kenyamanan, karena dalam hutan kota terjadi proses fotosintesis yang mengubah CO2 di udara menjadi O2 dan H2O. Kemampuan tanaman dalam mengkonsumsi CO2 tersebut menurut Grey dan Deneke (dalam ’Urban Forestry’, 1998) setiap satu jam, satu hektar daun-daun hijau menyerap 8 kg CO2, jumlah CO2 tersebut equivalen dengan jumlah CO2 yang dihembuskan oleh sekitar 200 orang dalam waktu yang sama pada saat bernafas.
2) Hutan kota berfungsi menjaga kesuburan tanah, karena partikel tanah pada hutan kota mengandung koloid tanah yang lebih baik dibanding tanah perkotaan. Koloid tersebut bermuatan positif sehingga mampu mempertahankan unsur hara yang ada dan melepaskannya sesuai dengan kebutuhan tanaman. Keberadaan unsur hara pada koloid tanah bersifat fleksibel, artinya dapat dipertukarkan dengan unsur hara sejenis yang lebih baik bila unsur hara yang ada sudah tidak memenuhi syarat lagi. Dengan demikian tanaman akan terus mendapatkan unsur hara yang terbaik untuk kebutuhannya (Mudyarso dan Suharsono, dalam ’Peranan Hutan Kota dalam Pengendalian Iklim Kota’, 1992).
3) Hutan kota berfungsi sebagai penyaring bagi bahan pencemar, karena partikel tanah yang mengandung koloid (dari bahan organik) mengandung ion-ion yang mampu menyerap logam berat atau bahan beracun lainnya yang terkandung dalam air. Pada hutan kota, koloid tanah yang ada akan mampu mengikat logam berat yang tercampur dalam air hujan seperti Cu dan Mg sehingga air yang masuk ke dalam tanah yang diserap oleh akar relatif berkurang banyak kandungan logam beratnya.
4) Hutan kota dapat mempertinggi daya resapan air dan menyimpannya di dalam tanah untuk kemudian dapat dipergunakan lagi sehingga terjadi siklus hidrologis.
5) Hutan kota juga berperan penting dalam konservasi tanah melalui pencegahan erosi. Erosi umumnya terjadi karena adanya aliran permukaan (run off) dari air hujan yang membawa partikel-partikel tanah dan bahan organik tanah sehingga tanah menjadi tandus. Pada areal hutan kota, run off tersebut tidak terjadi karena : adanya tumbuhan yang cukup rapat, adanya sistem perakaran, dan adanya bahan organik pada koloid tanah. Konsep hutan kota terbukti banyak berhasil mengatasi berbagai kerusakan lingkungan di negara lain.
Kehutanan Perkotaan (urban forestry) bahkan menjadi suatu cabang ilmu sejak disadarinya bahwa sangat penting mempelajari lingkungan, khususnya pohon, baik mengenai budidayanya, pengelolaannya, maupun fungsi dan kegunaannya secara phisiologik, sosial dan ekonomi terhadap masyarakat perkotaan.
Masalah utama yang dihadapi dalam pembangunan hutan kota berkaitan dengan ketersediaan lahan, dan masalah tata ruang kota. Masalah ketersediaan lahan untuk hutan kota, serta bagaimana mengefektifkan pemanfaatan lahan yang bersih merupakan kunci dalam pembangunan hutan kota. Semakin hari lahan semakin berharga dan semakin mahal, semakin sedikit untuk hutan kota, sehingga sering terjadi perebutan kepentingan dalam penggunaan lahan dari berbagai sektor aktifitas kota.

PROFESIONALITAS GURU, DALAM BABAK BARU


Pendidikan adalah tolok ukur keberhasilan suatu bangsa. Bahkan, ada kaitan yang erat antara pendidikan dengan kebangkitan suatu bangsa. Tumbuhnya kesadaran, revolusi, ataupun pembaharuan-pembaharuan di suatu negara, hampir dapat dipastikan dipelopori oleh kaum muda terpelajar yang memiliki wawasan kebangsaan yang tinggi. Tanpa adanya pemuda-pemudi yang berjiwa nasionalis tersebut, sulit kita membayangkan adanya era perjuangan baru yang kita namakan kebangkitan nasional.
            Campur tangan kaum muda terpelajar dalam pendidikan suatu bangsa ternyata mampu memberikan orientasi pada perkembangan zaman yang semakin maju dan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa tersebut. Hal itu sesuai dengan falsafah pendidikan yang diungkapkan JH. Abendanon yakni “Bila Sebuah Bangsa Ingin Maju, Harus Memulai Semuanya dari Pendidikan”. Namun, keberhasilan dan kemajuan dunia pendidikan di Indonesia saat ini mulai dipertanyakan. Hal ini terbukti dengan marginalisasi etika menuntut ilmu pada diri sebagian peserta didik. Para murid hanya terpaut pada mencari ijazah tanpa memandang entitas ilmu itu sebenarnya.
            Keberhasilan pendidikan masing-masing bangsa di dunia ini juga berbeda-beda tergantung dari predikat yang disandang negara itu, berkembang atau maju? Pada negara maju, kita ketahui bersama bahwa prospek pendidikannya lebih terarah dan terfokus dengan ditunjang fasilitas-fasilitas modern dan system pembelajaran internasional. Sedangkan pada negara berkembang, seperti di Indonesia ini, keberhasilan pendidikan juga akan diperoleh secara bertahap serta membutuhkan proses dan waktu yang tidak singkat.
            Proses pengembangan pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa factor, contohnya adalah tenaga pengajar/guru dan kurikulum. Menurut UNESCO, 41-63 % keberhasilan pendidikan di dunia dipengaruhi secara langsung  oleh profesionalitas guru. Di Indonesia, terdapat dua produk hokum yang mengatur tentang system pendidikan dan guru. Dalam UU no 20/2003 tentang sisdiknas termaktub bahwa proses pembelajaran harus dilaksanakan secara aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Sedangkan profesionalitas guru juga diatur melalui undang-undang nomor 14 tahun 2005. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa guru professional adalah guru yang memiliki kemampuan intelektual, keahlian mentransfer ilmu, memahami perkembangan anak didik, dan kreatif/memiliki seni dalam mendidik.

Minggu, 23 Mei 2010

PEMUDA : PELAKU KEBIJAKAN PUBLIK, UNTUK INDONESIA LEBIH BAIK


“Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”,  itulah bunyi pasal satu ayat dua UUD 1945.  Kalau kita bicara pemerintah dalam arti luas maka Indonesia bisa disebut sebagai salah satu promotor sistem pemerintahan modern. Hal ini ditengarai karena di Indonesia terdapat tiga pembagian kekuasaan yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pemisahan kekuasaan ini sering disebut dengan Trias Politika yang pertama kali dikemukakan ahli hukum dari Perancis bernama Montesquie. Pada penerapannya di Indonesia, kekuasaan eksekutif dipegang oleh presiden dan wakil presiden serta para menteri. Sedangkan kekuasaan legislatif dipegang oleh parlemen yakni Majelis Permusyawaratan Rakyat yang terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah.  Terakhir adalah yudikatif yakni kekuasaan untuk mengawasi kinerja lembaga eksekutif dan legislatif yang dipegang oleh Mahkamah Agung, Mahkamah Konsitusi, dan Komisi Yudisial
Saat ini lembaga yang paling banyak mendapat sorotan dari masyarakat adalah lembaga legislatif, khususnya Dewan Perwakilan Rakyat. Fenomena ini semakin mencuat saat adanya kericuhan pada sidang paripurna hak angket kasus Bank Century. Masyarakat menilai para wakil rakyat yang seharusnya menyalurkan aspirasi mereka justru memberikan teladan yang kurang baik dalam berpolitik. Hal ini kurang lebih disebabkan adanya kepentingan politik yang lebih besar daripada kewajiban membangun bangsa.
Pada saat terjadi kesenjangan seperti hal yang disebutkan di atas, maka dibutuhkan peranan pemuda yang lebih nyata dalam bidang politik. Mengapa harus pemuda? Kalau kita tinjau sejenak kemerdekaan bangsa ini pun tak luput dari pemuda. Bergantinya orde-orde politik yang bergulir di Indonesia juga hasil dari eksistensi pemuda Indonesia. Hal ini ditengarai karena pemuda memiliki idealisme yang tinggi dan tidak mudah terpengaruh pihak-pihak tertentu. Pemuda memang identik dengan perubahan. Karakteristik pemuda digambarkan dalam Al Qur’an sebagai seseorang yang berani, pantang mundur dan memiliki standar moral yang tinggi. Selain itu, pemuda memiliki semangat tinggi, berfikir kritis dan terbebas dari beban sejarah pada masanya. Oleh karena itu, pemuda adalah pelopor perubahan dimanapun berada. Peran pemuda adalah penentu sejarah perjalanan suatu bangsa. Namun kita tidak bisa selalu melihat ke belakang karena jalan yang akan dilalui pemuda ada di depan mata sebagai garda pembangunan bangsa.
Peran pemuda dalam carut marut perpolitikan Indonesia diawali oleh peristiwa kebangkitan nasional tahun 1908. Walaupun demikian sebenarnya peran pemuda telah diawali jauh sebelum itu. Hanya bentuk perannya yang berbeda. Sebelum 1908, para pemuda lebih banyak berperan dalam perjuangan secara fisik melawan penjajah namun lebih bersifat sektoral dan tidak terorganisir dalam satu wadah kesatuan. Peristiwa yang lebih mencengangkan lagi  adalah kenekatan para pemuda yang menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Tindakan ini diambil oleh para pemuda agar tokoh proklamator tersebut mau secepatnya mendeklarasikan kemerdekaan.  
Saat ini sebagian pemuda Indonesia terjebak dalam romantisme historis kegemilangan peran pemuda dalam sejarah bangsa. Peristiwa atau momen bersejarah yang melibatkan pemuda di dalamnya diperingati dan dijadikan bahan pembicaraan tanpa tahu harus melakukan apa. Sementara itu, sebagian pemuda lainnya terjebak dalam kenikmatan surga dunia. Kemewahan, kesenangan, pesta dan hura-hura menjadi keseharian mereka. Tanpa pernah peduli dengan kondisi bangsa.
            Pada saat ini ketika alam demokrasi dan ruang kebebasan telah terbuka maka peran pemuda akan berbeda dari sebelumnya. Peran untuk mengkritisi penguasa dan memperhatikan rakyat jelata tetap harus dijalankan. Di sisi lain, peran untuk masuk dalam kekuasaan dan menjadi penentu kebijakan jangan ditinggalkan. Sudah saatnya pemuda berperan dalam proses pengambilan kebijakan yang akan menentukan hitam putihnya politik pemerintahan negara ini.
            Pemuda harus menjadi aktor dalam proses pengambilan kebijakan. Pemuda harus berani mengambil langkah sebagai Official actors. Official actors adalah mereka yang terlibat dalam proses pengambilan kebijakan publik melalui status atau kewajiban konstitusionalnya. Mereka memiliki kekuasaan untuk membuat dan menjalankan kebijakan. Pihak yang termasuk dalam official actors adalah lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif. (Birkland, 2001)
           

Kamis, 22 April 2010

MALANG KEMBALI V (2010)

Festival Malang Kembali 2010 : 
Malang Tempo Doeloe



Pelaksanaan :
Tgl 20 s/d 23 Mei 2010 08 – 24.00 WIB

Pembukaan acara :
Tgl 20 Mei 2010 pukul 18.30 WIB

Lokasi Event :
Jalan Besar Ijen ( sepanjang 1,5 Km)

Tema :
Rekonstruksi Budaya Panji

Jumlah Stand :
420 ( ukuran 3×3 m)

Tanggal Pendaftaran stand :
5 – 10 April 2010

Jumlah & Komposisi Stand :
- Makanan Tradisional 126 stand (30%)
- Jajanan & minuman Tradisional 120 stand (25%)
- Kerajinan 63 stand (15%)
- Batik 42 stand (10%)
- Mainan anak-anak 21 stand (5 %)
- Barang Antik 42 stand (10%)
- Jasa tradisi 21 stand ( 5%)

Pra Event : Malang Topeng Carnaval

Pendaftaran : Yayasan INGGIL jl. Gajahmada 4 Malang


Stand-Stand :
1. PANJI KONSERVASI ALAM proses daur ulang/energi alternatif/pertanian organik/alam tanpa pestisida/pengendalian hutan tropis/global warming/penyelamatan bumi
 

2. EDUKASI BUDAYA PANJI folklore panji/keteladanan budi pekerti/panji pahlawan kebudayaan/keseimbangan lingkungan/cinta kasih sesama/semangat perdamaian
 

3.SEMINAR INTERNATIONAL PANJI LydisKeiven (Jerman)/ DR Roger tul (direktur KITLV/DR Abdoel achmad kaeh (Universiti Malaya)? Prof.Dr.Ayu Sutarto M Hum (pakar Folklore Nasional)/Prof.Dr. Setya Yuwono MA? Prof.Dr. Wayan Wedha (Univ. Udayana-Bali)/ Nigel Bullogh

4. SENI PERTUNJUKAN PANJI kentrung/ pencak dor/ wayang beber Pacitan/ krucil/ ludruk/ topeng malangan/ ketoprak/ wayang Jegdong/ panggung Koesploes (Zona colonial)


5. EXHIBISI PANJI duplikat candi relief Panji/ bursa dokumen asli Panji/ sona hutan buatan/ jumpa tokoh Panji (ande2lumut/timun emas/ buto ijo/ yuyu kangkang dll)/pemutaran film 3D Panji/ pameran lukisan/ fotografi/ benda pusaka/ kostum tari panji/ topeng berbagai versi


6.WORKSHOP PANJI tari&filosofi GunungSari/ permainan tradisional/ membuat topeng bahan kayu&kertas/ pupuk alternatif/ mengenal&menatah wayang beber&krucil/ tari Panji senusantara


7. PANJI IKON BUDAYA JAWA TIMUR peringatan 100 hari mbah Karimun/ penghargaan Pahlawan topeng/ gelar tari topeng berbagai versi


8. PASAR RAKYAT 500 stand buday tradisi/ makanan/ jajanan/ barang antik/ pijat&nujum/ batik&kain/ merchandise/ uang kuno/ buku lama/ akik&perhiasan antik


9. PANJI PENDIDIKAN USIA DINI gelar tari topeng massal 3000 anak/ lomba mewarna topeng 1000anak/ cipta permainantraditional/ lomba dongeng/ mocopat guyon maton/ puisi Jawa/ teater Jawa/ karawitan TK


10. TOPENG KARNAVAL pawai topeng tradisi dan kreasi 7000 peserta


11. PAWAI SEPEDA ONTHEL 1000 peserta

( http://www.inggil.com/ )

Filosofi Panji Majapahit



Asta Dasa Kotamaning Prabu atau 18 ilmu kepemimpinan Jawa dari jaman keemasan Kerajaan Majapahit di bumi Nusantara ini. Ke-18 prinsip-prinsip kepemimpinan tersebut, yakni :

1. Wijaya, artinya seorang pemimpin harus mempunyai jiwa yang tenang, sabar dan bijaksana serta tidak lekas panik dalam menghadapi berbagai macam persoalan karena hanya dengan jiwa yang tenang masalah akan dapat dipecahkan;

2. Mantriwira, artinya seorang pemimpin harus berani membela dan menegakkan kebenaran dan keadilan tanpa terpengaruh tekanan dari pihak manapun;

3. Natangguan, artinya seorang pemimpin harus mendapat kepercayaan dari masyarakat dan berusaha menjaga kepercayaan yang diberikan tersebut sebagai tanggung jawab dan kehormatan;

4. Satya Bakti Prabu, artinya seorang pemimpin harus memiliki loyalitas kepada kepentingan yang lebih tinggi dan bertindak dengan penuh kesetiaan demi nusa dan bangsa;

5. Wagmiwak, artinya seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan mengutarakan pendapatnya, pandai berbicara dengan tutur kata yang tertib dan sopan serta mampu menggugah semangat masyarakatnya;

6. Wicaksaneng Naya, artinya seorang pemimpin harus pandai berdiplomasi dan pandai mengatur strategi dan siasat;

7. Sarjawa Upasama, artinya seorang pemimpin harus rendah hati, tidak boleh sombong, congkak, mentang-mentang jadi pemimpin dan tidak sok berkuasa;

8. Dirosaha, artinya seorang pemimpin harus rajin dan tekun bekerja, pemimpin harus memusatkan rasa, cipta, karsa dan karyanya untuk mengabdi kepada kepentingan umum;

9. Tan Satresna, maksudnya seorang pemimpin tidak boleh memihak/pilih kasih terhadap salah satu golongan atau memihak saudaranya, tetapi harus mampu mengatasi segala paham golongan, sehingga dengan demikian akan mampu mempersatukan seluruh potensi masyarakatnya untuk mensukseskan cita-cita bersama;

10. Masihi Samasta Buwana, maksudnya seorang pemimpin mencintai alam semesta dengan melestarikan lingkungan hidup sebagai karunia dari Tuhan/Hyang Widi dan mengelola sumber daya alam dengan sebaik-baiknya demi kesejahteraan rakyat;

11. Sih Samasta Buwana, maksudnya seorang pemimpin dicintai oleh segenap lapisan masyarakat dan sebaliknya pemimpin mencintai rakyatnya;

LOKALITAS BUDAYA DALAM PAGAR NEGARA


Kalau kita bicara tentang budaya, hal pertama yang muncul dibenak kita adalah cara hidup dan adat istiadat. Cara hidup menurut masyarakat awam adalah bagaimana perilaku manusia sebagai makhluk individu dan sosial dalam mempertahankan eksistensi kehidupan di lingkungan tempat tinggalnya. Hal inilah yang menjadi tolok ukur pengembangan budaya dari masa nenek moyang kita sampai generasi kita saat ini.

Dalam sangkut paut budaya, kita diibaratkan sebagai suatu komunitas lokal yang sedang membangun kehidupan. Lokalitas adalah penentu kebhinnekaan antara budaya yang satu dengan yang lain dimana budaya-budaya tersebut sedang gencar-gencarnya berkembang. Namun sesuai dengan realita yang ada lokalitas hanya dipandang sebagai sesuatu yang klise. Bahkan lokalitas sudah dimasukkan dalam zona abu-abu yang bisa menyebabkan disintegrasi budaya.

Bicara budaya berarti bicara tempat terbentuknya suatu budaya, sebut saja salah satu contohnya yaitu pasar tradisional. Pasar tradisional merupakan wahana penetrasi dan asimilasi budaya dari segala aspek. Semua orang tanpa memperhatikan status bercampur baur saling bertransaksi dan berinteraksi.

Jika kita tinjau sejenak 65 tahun kemerdekaan bangsa ini, bisa dipastikan kita sudah mengelami berbagai macam pergolakan revolutif yang mampu mengubah sendi-sendi kehidupan bernegara, politik, ekonomi, dan kelas sosial bangsa ini. Tapi apakah semua pergolakan itu juga mengubah afiliasi budaya yang ada waktu itu? Ya, benar adanya. Dalam prospek budaya, bangsa kita saat ini telah menempatkan pasar tradisonal sebagai wahana budaya kelas bawah. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya pasar “non-tradisional” yang bercakar di bumi nusantara.

Dalam konstitusi negara ini, pemerintah wajib memelihara dan mengembangkan budaya lokal sebagai aset keanekaragaman nasional sesuai pasal 32 Undang-Undang Dasar 1945. Pada pasal selanjutnya, pemerintah juga menerapkan prinsip ekonomi kerakyatan dimana ekonomi kerakyatan tersebut adalah basis utama budaya. Dari konstitusi yang ada sebenarnya sudah jelas bahwa pasar tradisonal merupakan wahana budaya yang dijamin keberadaanya sampai kapanpun.

Di Kota Malang, kita mengenal salah satu pasar tradisonal yang masih eksis sampai sekarang dan selalu beroperasi setiap hari minggu pagi. Pasar ini dikenal masyarakat dengan nama “Wisata Belanja Tugu Kota Malang”. Sepintas terlihat unik pasar ini, karena metode yang digunakan adalah mirip dengan pasar kaget. Waktu yang dipakai pun representatif karena bertepatan dengan hari libur. Tetapi ketika kita telisik lebih jauh melalui pedagang-pedagang yang ada di sana, ada beberapa hal yang mungkin janggal dari pasar lokal ini.

Menurut salah satu anggota ikatan pedagang Wisata Belanja Tugu, pasar tradisional ini sudah beroperasi sejak 9 tahun yang lalu. Dibukanya wisata budaya ini merupakan desakan masyarakat dan pedagang-pedagang Kota Malang akibat berkurangnya minat berkunjung masyarakat ke pasar tradisional.

Kutampakkan Bumi Hari Ini -22 April 2010-


~\~ Jaga Bumi , Dari Kini ~/~


Selamat Hari Kartini 2010


"MENGUKIR ~KARTINI~ DI HATI IBU PERTIWI"

Minggu, 28 Maret 2010

60 Minutes For The Earth


~ MATIKAN LAMPU ~
~ NYALAKAN MASA DEPAN ~

Rescued by Prince Charles

(Rachma Tri Widuri)

An end-of-year surprise were had by the people in Jambi and South Sumatra. None other than Prince Charles, the heir to the throne of Great Britain, visited Harapan Rainforest which straddles the border between Jambi and South Sumatra.
Prince Charles is one of the global public figures who cares about the fate of tropical forests. He has followed with interest the developments in issues such as deforestation and global climate change.
The events leading up to the visit of the Prince can be traced back to the year 2002 when Burung Indonesia, an Indonesian bird and habitat conservation organization, proposed the "crazy idea" of managing a production forest (a forest that should have been logged) for the purposes of restoration and conservation.
There had been strong concerns that the rich biodiversity of Indonesia's tropical rainforests was decreasing at an alarming rate.
The forests that are most under threat of clearance are those in the lowlands -- including the lowlands of Sumatra. Ironically, according to Burung Indonesia's own studies, Sumatra's lowland forest is amongst the richest in the world in terms of the number of species it contains.
About 626 species of birds are found there, as well as tiger, elephant, tapir and sun bear.
The concept of managing a concession for forest restoration was the result of a long and ever-changing discussion. It was clear that even conservation areas such as national parks were protecting the lowland forests from widespread illegal logging, and as such, creation of new conservation areas would not automatically help to reduce deforestation.
The concept of restoration was so new that many regarded Burung Indonesia's proposal as strange and questioned whether it would ever work. Another problem was that there was no legal precedent, and no such thing as a license for management of production forests for restoration -- thus without cutting trees.
It is very encouraging that there was no shortage of enthusiasm, including full support from the Forest Ministry. As a result, that great but difficult dream has gradually become a reality. Beginning with a campaign to save Sumatra's tropical rainforests at the British Birdwatching Fair in Aug. 2002, the ecosystem restoration initiative -- which had at times appeared impossible -- began to gain support from people around the world. Worldwide partners of BirdLife International agreed the Sumatran Rainforest campaign. Friends in the UK, Germany, Switzerland, Belgium and Holland put together what resources they provide critical funding to get the campaign and the concession off the ground.

Sejarah Kota Malang


Dalam lambang Kota Malang tertulis sesanti berbunyi MALANG KUCECWARA yang berarti “Tuhan menghancurkan yang bathil dan menegakkan yang baik”. Sesanti itu disyahkan menjadi semboyan Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Malang pada tanggal 1 April 1914.
Semboyan tersebut erat kaitannya dengan asal mula Kota Malang yang pada masa Ken Arok lebih kurang 8 abad yang lampau menjadi nama tempat di sekotar candi bernama Malang. Letak candi itu masih menjadi tanda tanya dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Daerah Malang dan sekitarnya termasuk Singosari merupakan pusat kegiatan politik dan budaya sejak tahun 760 s/d tahun 1414 berdasarkan tulisan batu di Dinoyo. Kegiatan selama masa itu di ikuti oleh kegiatan budaya tidak dapat di gambarkan sebagai perkembangan satu dinasti saja, melainkan merupakan rangkaian kegiatan politik dan budaya dari beberapa turunan.
Demikian diungkapkan oleh almarhum Prof. Drs. S. Wojowasito dalam tulisannya tentang sejarah dan asal mula Kota Malang.
Lebih jauh di ungkapkan dari beberapa keturunan itu,ada yang jelas terpisah dalam arti tidak ada hubungan antara satu keturunan dengan keturunan lainnya, seperti keturunan Dewasimba, Gajayana di Dinoyo dengan keturunan Balitung. Daksa, Tulodog dan Hawa, akhirnya Sindhok. Keturunan berlangsung kepada Dharmawangsa, Airlangga hingga yang terakhir yaitu Kertajaya (1215 - 1222).
Kemudian timbulnya dinasti Ken Arok merupakan estafet pertama dari raja-raja Majapahit sampai raja terakhir Bhre Tumapel (1447-1451). Pada waktu Ken Arok menampakkan kegiatannya, Tumapel hanya merupakan semacam kabupaten dari daerah Jenggala yang pada waktu itu praktis berada di bawah kekuasaan Kertajaya dari Kediri. Batara Malangkucecwara, disebut di dalam piagam tahun 908 dekat Singosari. Piagam tahun 907 itu menerangkan bahwa orang-orang yang mendapat piagam itu adalah pemuja-pemuja batara dari Malangkucecwara, Putecwara Kutusan, Cilebhedecwara dan Tulecwara. Penyebutan nama-nama seperti Batara dari Malangkucecwara, putecwara dansebagainya membuktikan bahwa nama-nama itu adalah nama raja-raja yang pernah memerintah dan pada saat di makamkan di dalam candi lalu disebut Batara. Dengan disebutkannya piagamDinoyo, sekarang adalah Kelurahan Dinoyo, maka masuk akal jika candi malangkucecwara itu ada dekat Kota Malang sekarang.

Sistem Pernapasan

Gambaran Umum
Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernapasan. Jadi, pernapasan adalah :





  1. Kegiatan mengambil udara (inspirasi) dan mengeluarkan udara (ekspirasi) melalui alat pernapasan.





  2. Pertukaran gas antara sel dengan lingkungan (respirasi eksternal).





  3. Reaksi enzimatik, pemanfaatan oksigen memerlukan enzim pernapasan (sitokrom)
Definisi
Pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.  

Minggu, 14 Maret 2010

Hari-Hari Nasional & Internasional


Hari-hari nasional dan internasional di bulan Januari :
1 -
Tahun Baru Masehi
1 -
Hari Perdamaian Dunia
10 -
Hari Tritura
10 -
Hari Lingkungan Hidup Indonesia
13 -
HUT Pusat Penelitian Fisika LIPI (13 Januari 1962)
13 -
HUT Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi LIPI (13 Januari 1984)
13 -
HUT Pusat Inovasi LIPI (13 Januari 1986)
13 -
HUT Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI (13 Januari 1986)
13 -
HUT Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI (13 Januari 1986)
13 -
HUT Pusat Penelitian Informatika LIPI (13 Januari 1986)
13 -
HUT Pusat Penelitian Kimia (13 Januari 1962)
13 -
HUT Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI (13 Januari 1986)
15 -
Hari Peristiwa Laut dan Samudera
17 -
HUT Pusat Penelitian Politik LIPI (17 Januari 1987)
25 -
Hari Gizi
25 -
HUT Balai Besar Teknologi Tepat Guna LIPI (25 Januari 2005)
25 -
Hari Kusta Internasional
30 -
HUT Kebun Raya Purwodadi LIPI (30 Januari 1941)

Hari-hari nasional dan internasional di bulan Februari :
1 -
HUT Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian LIPI (1 Februari 2006)
3 -
Hari Lahan Basah Sedunia
4 -
Hari Kanker Dunia
5 -
Hari Peristiwa Kapal Tujuh
9 -
Hari Pers Nasional
9 -
Hari Kavaleri Nasional
13 -
Hari Persatuan Farmasi Indonesia
15 -
Hari Pembantu Rumah Tangga
21 -
Hari Bahasa Ibu Sedunia
28 -
Hari Gizi Nasional

Hari-hari nasional dan internasional di bulan Maret :
1 -
HUT Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian LIPI (1 Maret 2005)
1 -
Hari Kehakiman Indonesia
7 -
Hari Kesadaran Keamanan Informasi (7 Maret 2007)
8 -
Hari Perdamaian Internasional
8 -
Hari Hak Asasi Wanita Internasional
9 -
Hari Musik Nasional
18 -
Hari Arsitektur Indonesia
8 -
Hari Wanita Internasional
20 -
Hari Kehutanan Dunia
21 -
Hari Anti Diskriminasi Ras Internasional
22 -
Hari Air Sedunia
23 -
Hari Meteorologi Dunia (23 Maret 1950)
24 -
Peringatan Bandung Lautan Api
24 -
Hari TBC Sedunia
23 -
Hari Metereologi Sedunia
30 -
Hari Film Indonesia