Indonesia Bicara

Indonesia Bicara

Minggu, 10 Maret 2013

KONTRIBUSI MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN BANGSA


Harian Folnews.com dipenghujung Februari 2013 melansir sebuah berita yang menyatakan bahwa demi mendukung pertumbuhan ekonomi di atas 7% seperti yang ditargetkan dalam dokumen MP3EI, idealnya diperlukan investasi infrastruktur sekitar 7%. BUMN/BUMD & Swasta diharapkan berperan dalam pembangunan infrastruktur. Pernyataan disampaikan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Armida Alisjahbana, dalam sebuah seminar bertajuk “Solusi Pembiayaan Infrastruktur dalam Mendukung Program MP3EI”. Apabila kita melihat berita tersebut, tampak ada sebuah target yang ingin dicapai pemerintah tahun ini agar Indonesia dapat bersaing dengan Cina dan India. Investasi infrastruktur yang dimaksud pemerintah adalah sumber pembiayaan pembangunan yang tidak hanya berasal dari pemerintah saja, namun juga dari BUMN dan Swasta.

Dalam situs warta ekonomi online disebutkan bahwa pemerintah sedang gencar melakukan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Keseriusan pemerintah dalam membangun infrastruktur dituangkan dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Keseluruhan proyek pembangunan infrastruktur akan membutuhkan dana Rp1.923,7 triliun. Pemerintah hanya mampu menyediakan pembiayaan sebesar Rp559,54 triliun melalui dana alokasi khusus (DAK). Sisanya akan dibiayai oleh pemerintah daerah melalui APBD sebesar Rp355,07 triliun, BUMN Rp340,85 triliun, dan pihak swasta melalui program Kemitraan Pemerintah Swasta (KPS) sebesar Rp344,67 triliun. Dana-dana tersebut diperuntukkan hanya untuk satu titik yakni masyarakat. Intinya dengan pembiayaan infrastruktur yang baik, diharapkan pertumbuhan pembangunan masyarakat Indonesia dapat berjalan dinamis dan tepat sasaran.
Sebagai mahasiswa ITS Surabaya, yang notabene mengenyam pendidikan teknik, diharapkan dapat menjadi motor-motor penggerak sekaligus penentu pembangunan masa depan Indonesia. Dengan latar belakang pendidikan teknik bukan berarti tugas kita ke depannya hanya di lapangan saja namun kita justru mengemban tugas ganda yakni “bekerja di belakang meja” dan “kontribusi di lapangan langsung”. “Bekerja di belakang meja” dalam hal ini adalah bekal manjerial kita harus kuat disertai dengan bekal moral yang kuat untuk menciptakan reformasi pembangunan yang pro rakyat. Ini merupakan tuntutan untuk mewujudkan tujuan masyarakat dan bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia 1945.
            Korelasi antara mahasiswa dan pembangunan nasional lebih dititikberatkan pada proses transformasi sumber daya mahasiswa sendiri dalam mengawal pembangunankhususnya di bidang infrastruktur. Dengan sifat intelektual dan idealismenya mahasiswa lahir dan tumbuh menjadi raw model yang memiliki paradigma ilmiah dalam memandang persoalan kebangsaan dan kemasyarakatan. Ciri dan gaya mahasiswa terletak pada ide atau gagasan yang luhur dalam menawarkan solusi atas problematika pembangunan infrastruktur Indonesia. Pijakan ini menjadi sangat relevan dengan nuansa kampus yang mengutamakan ilmu dalam memahami substansi dan pokok persoalan apapun.
            Tidak perlu menunggu lulus dari bangku kuliah jika ingin berkontribusi terhadap bangsa ini. Poin-poin dari Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat langsung kita aplikasikan guna menyelesaikan permasalahan sosial atau infrastruktur yang ada di masyarakat. Contoh konkret yang telah dilakukan kader-kader KM ITS dewasa ini adalah bergerak di ranah keprofesian dan sosial masyarakat seperti yang telah dilakukan HMTL FTSP – ITS yang telah menginisiasi program Kampung Binaan dengan jangka waktu 5 tahun. HMTL FTSP-ITS memandang perlunya merubah mindset masyarakat Tegal Mulyorejo Baru agar bisa mandiri dan berdaya di tengah hiruk pikuk kota metropolitan Surabaya ini. Bukti fisik dengan adanya Kampung Binaan adalah pembangunan bank sampah serta peningkatan kesejahteraan masyarakat Tegal Mulyorejo Baru dengan cara mengelola barang-barang bekas menjadi barang bernilai ekonomis. Realisasi yang sedang dilaksanakan Kampung Binaan saat ini adalah aplikasi teknologi tepat guna berupa filtrasi yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mengolah air sungai TMB yang payau agar bisa dimanfaatkan sebagai air baku masyarakat.
Secara umum, peran mahasiswa dalam bidang pembangunan infrastruktur tidaklah selalu mengacu pada hal-hal makro. Kita baru bisa berkontribusi secara makro apabila kita sudah “matang” dan memiliki konsep dalam lingkup regional atau nasional. Marilah kita berkontribusi dari hal-hal mikro di sekitar kita. Secara faktual, kampus merupakan laboratorium besar tempat melahirkan beragam ide dari berbagai permasalahan mikro di sekitar kita. Kemudian ide tersebut diwujudkan dalam bentuk peranan sosial individu mahasiswa tersebut dalam kehidupan kemasyarakatan sebagai bentuk pengabdian masyarakat. Menjadi agen bagi perubahan sosial, budaya, paradigma, ekonomi dan politik masyarakat secara luas. Dengan demikian, kepentingan masyarakat menjadi barometer utama bagi keberhasilan suatu perubahan sosial yang dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa dituntut tidak hanya berhasil membawa ijazah, tetapi juga diharuskan membawa perubahan dari ilmu dan pengalamannya selama berada dalam laboratorium kampus (Diyah, 2011).
Hemat kata, kita selaku mahasiswa ITS tidak perlu terlalu bermimpi panjang untuk memberikan solusi terhadap permasalahan pembangunan infrastruktur di negeri ini. Ketika para pemangku kepentingan berpikir keras mengelolan hal-hal makro untuk mendukung daya saing bangsa dalam menghadapi krisi global, kita sebagai mahasiswa melakukan gerakan sporadis positif sesuai dengan ranah keprofesian atau idealisasi kita. Lakukan apa yang bisa kita lakukan sekarang, jika kita mahasiswa teknik lingkungan maka lakukan aksi untuk melestarikan lingkungan negeri ini misalnya meminimalkan penggunaan kendaraan bermotor atau mulai memilah sampah dari rumah kita sendiri. Jika kita mahasiswa desain maka kampanyekan Indonesia melalui media-media kreatif dan inovatif sebagai upaya pencitraan Indonesia di dunia luar. Jika kita mahasiswa teknik sipil, mari kembangkan kemampuan keilmiahan kita dari sekarang sebagai upaya mendukung peranan industri nasional di bidang pembangunan berkelanjutan. Besar dan kecil tidak pernah tertulis dalam kamus “kontribusi”, yang ada hanya mau berkontribusi dan peduli untuk menggalang sebuah aksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Banyak buat yang udah comment, ngasi saran, kritik ato pesan-pesan