Indonesia Bicara

Indonesia Bicara

Selasa, 28 Juni 2011

Pidato Pariwisata

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang saya hormati Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang,
Yang terhormat para Pelaku Usaha Jasa Pariwisata,
Yang terhormat anggota-anggota LSM/Ormas Wisata Kota Malang,
serta hadirin yang berbahagia

 Pada kesempatan yang baik dan semoga senantiasa penuh berkah ini, saya mengajak kepada hadirin untuk sekali lagi menghaturkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kita masih diberi kekuatan dan kesempatan untuk melanjutkan karya kita sebagai insan yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada hadirin yang telah meluangkan waktu pada kesempatan kali ini. Pada kesempatan ini saya akan memaparkan sekilas mengenai “Promosi Pariwisata Melalui Tri Bina Cita” yang ada di Kota Malang.

Hadirin yang berbahagia,
Tri Bina Cita adalah perwujudan Malang sebagai kota pendidikan, pariwisata dan industri. Cita-cita ini telah dibuktikan dengan beragam prestasi dan karya yang luar biasa baik di tingkat lokal maupun nasional. Dalam ranah industri, Malang merupakan salah satu dari 10 deretan kota besar yang pendapatan perkapitanya stabil di Indonesia. Dibidang pendidikan, Malang menunjukkan prestasi dengan masuknya Universitas Brawijaya dalam jajaran 10 perguruan tinggi terbaik se-Indonesia.  Hal tersebut merupakan sedikit bukti nyata bahwa dunia industri dan pendidikan di Kota Malang layak diperhitungkan keberadaannya pada tingkat nasional bahkan internasional.
Malang sebagai kota pariwisata tentu bukanlah sesuatu yang mengejutkan, sebab sejak zaman kolonial Belanda pesona Malang telah mampu menyedot perhatian para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Pemerintah Kota Malang juga berupaya mewujudkan Malang sebagai kota bunga. Maka tak salah kiranya jika Kota Malang dapat disebut sebagai Paris Van Oost  Java.


Saudara-saudara yang saya hormati,
Paradoks dengan hal-hal yang telah saya paparkan sebelumnya, Kota Malang sejak 10 tahun terakhir ternyata memiliki hambatan yang sangat kompleks dalam hal ekonomi dan pariwisata. Kota Malang semakin tertinggal jauh dibelakang semenjak mitra prajanya yakni Kabupaten Malang dan Kota Batu membangun dan berbenah besar-besaran. Jika kita memperhatikan sekilas memang tidak ada dampak signifikan yang dirasakan kota kita, mulai dari jumlah wisatawan, tingkat penjualan produk-produk khas atau peningkatan usaha jasa pariwisata.
Namun dari kacamata yang berbeda, muncul berbagai fakta baru yang menyatakan bahwa Kota Malang kini hanya berfungsi sebagai kota transit belaka di Jawa Timur. Meskipun jumlah wisatawan stabil, hal dasar yang patut kita pertanyakan apakah semua obyek wisata Kota Malang dikenal oleh wisatawan. Ironis memang jika hal ini dibiarkan sampai beberapa tahun mendatang. Kota Malang tidak hanya tertinggal namun juga tenggelam dalam dunia pariwisatanya.

Hadirin yang berbahagia,
Kita pun tidak bisa memungkiri akan keunggulan wisata daerah lain. Kabupaten Malang yang lebih mempromosikan wisata alamnya dan Kota Batu yang menawarkan wisata modernnya. Sedangkan Kota Malang tetap stagnan dengan program pembangunan ruko dan mall-nya. Berbanding terbalik dengan kondisi obyek wisata yang semakin memburuk kualitasnya serta belum menyatunya misi pemerintah dengan pelaku jasa pariwisata, baik dalam hal regulasi, investasi, atau promosi. Tak ayal, banyak investor yang mengurungkan niatnya.
Jika kita mau mengulas sejenak khasanah budaya dan sejarah kota kita ini, sebenarnya banyak sekali yang dapat kita jual pada dunia luar. Sejak akhir kolonialisme, Kota Malang merupakan satu-satunya pusat percontohan kota taman di Jawa Timur. Bangunan-bangunan tempo dulu juga masih dapat dinikmati di kawasan Ijen Boulevard sekarang. Dari segi budaya, kota ini memiliki banyak sekali tradisi dan kerajinan khas seperti seni pertunjukan andong, tari beskalan dan topeng bapang.

Hadirin yang terhormat,
Kota Malang akan benar-benar menjadi kota ”Tri Bina Cita”, bukan melalui pembangunan mall skala besar-besaran, tetapi pembangunan mental untuk mencintai dan melestarikan tradisi budaya serta sejarah kota ini. Melalui promosi budaya dan sejaralah Kota Malang memiliki identitas dan jati diri. Dengan promosi ini, Malang diharapkan dapat menjadi sebuah kota yang memiliki gaung ke seluruh penjuru tanah air dan dunia. Malang sebagai kota pariwisata bukanlah slogan belaka, tapi sebuah stimultan yang akan mengantarkan masyarakat kota Malang menjadi masyarakat yang penuh dengan prestasi, karya hebat, dan memiliki penghargaan tinggi terhadap budaya dan sejarahnya.

Saudara-saudara yang saya hormati,
Demikian pidato yang dapat saya sampaikan. Tak lupa saya mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati hadirin. Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Banyak buat yang udah comment, ngasi saran, kritik ato pesan-pesan