Indonesia Bicara

Indonesia Bicara

Senin, 13 Desember 2010

Bentuk-Bentuk Dasar Majas

Dasarnya majas dibagi menjadi tiga bagian, yakni :

1. Majas Perbandingan
2. Majas Pertentangan
3. Majas Pertautan

Secara global majas perbandingan terdiri dari 4 jenis yakni:

1. Personifikasi
(person = orang ; mengorangkan benda)
Mengumpamakan benda mati dianggap seperti manusia.
contoh : Bunga-bunga yang terhampar di padang sabana itu tersenyum menyambut kedatangan kami.

2. Metafora
Mengkiaskan benda sehingga timbul makna baru
contoh (raja siang : matahari ; makan jalan : prasmanan ; kambing hitam : tertuduh)
Suasana demonstrasi di depan gedung DPR saat ini semakin riuh tatkala raja siang mulai naik.

3. Asosiasi / Perumpamaan
ciri-ciri : terdapat kata bagai, seperti, bagaikan dan mengandung makna peribahasa
contoh:
Apa yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi KKN bagaikan menegakkan benang basah.

4. Allegori
Mengkiaskan kata benda dengan lambang-lambang yang mengandung unsur pendidikan (biasanya fabel).
contoh Allegori : dongeng kancil.
Seandainya saja tabiatnya itu tak seperti kancil pasti ia tidak akan dipenjara seperti sekarang.


Majas Pertentangan secara umum terbagi menjadi 5 jenis yakni:

1. Hiperbola
suatu gaya bahasa yang bersifat melebih-lebihkan.
Contoh : Ibu itu terkejut setengah mati ketika mendengar anaknya tidak lulus ujian nasional.

2. Ironi
gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus.
Contoh :  Pandai sekali kau baru datang ketika rapat mau selesai

3. Litotes
gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu yang baik menjadi bersifat negatif.
Contoh : Kalau ke Malang sempatkanlah untuk mampir ke gubuk saya. (padahal rumahnya besar dan mewah)

4. Paradoks
gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada.
contoh : Aku masih merasa kesepian dalam suasana pesta ulang tahun yang meriah ini.

5. Antitesis
gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan dalam satu frasa (lawan kata).
contoh : (tua muda ; kaya miskin)
Tua, muda, kaya, miskin, semua bersatu padu dalam pesta demokrasi kali ini.


Pada dasarnya majas pertautan terbagi :

1. Sinekdoke
a. Sinekdoke Pars prototo
gaya bahasa yang menyebutkan nama sebagian sebagai nama pengganti suatu benda secara utuh.
contoh : Untuk menunjang proses pembelajaran, tiap kepala dalam kelas akan dimintai sumbangan sebesar Rp. 5000.
(maksudnya tiap siswa)
b. Sinekdoke Totem proparte
gaya bahasa yang menyebutkan nama benda secara utuh sebagai nama sebagian sebagai pelaku.
contoh : Kemarin, SMA Negeri 1 Malang telah memenangkan Kompetisi Kimia di Universitas Airlangga.
(maksudnya yang telah memenangkan adalah tim yang terdiri dari beberapa orang dari SMAN 1 Malang)

2. Metonimia
gaya bahasa yang menggunakan nama barang, orang, hal, atau ciri sebagai pengganti barang itu sendiri.
Contoh: Tiket Garuda jauh lebih murah daripada Air Asia.

3. Eufimisme
ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasa lebih kasar yang dianggap
merugikan atau yang tidak menyenangkan.
Contoh: "Bu, bolehkah saya pergi ke belakang?" (maksudnya pergi ke kamar mandi)
Penderita tuna daksa perlu diberikan bimbingan secara inklusif.

Bentuk-Bentuk Majas lainnya merupakan bentuk baru atau kontemporer sehingga pembagiannya dapat berubah-ubah sesuai intepretasi penulis.
Anda dapat mengunjungi situs :
http://organisasi.org/majas_gaya_bahasa_dalam_bahasa_indonesia
http://endonesa.wordpress.com/2008/09/08/majas/