Indonesia Bicara

Indonesia Bicara

Minggu, 21 September 2008

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 jam 10 pagi di jalan Pegangsaan timur 56 Jakarta. Setelah pernyataan Kemerdekaan Indonesia untuk pertama kalinya secara resmi bendera kebangsaan merah putih dikibarkan oleh dua orang muda mudi dan dipimpin oleh Bapak Latief Hendraningrat. Bendera ini dijahit tangan oleh ibu Fatmawati Soekarno dan bendera ini pula yang kemudian disebut “Bendera Pusaka”.

Bendera Pusaka berkibar siang malam ditengah hujan tembakan sampai ibukota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.

Pada tanggal 4 Januari 1946 karena ada aksi terror yang dilakukan Belanda semakin meningkat, maka Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dengan menggunakan kereta api meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta.

Bendera Pusaka dibawa ke Yogyakarta dan dimasukkan dalam kopor pribadi Presiden Soekarno. Selanjutnya ibukota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.

Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresinya yang kedua. Pada saat Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta dikepung oleh Belanda, Bapak Husein Mutahar dipanggil oleh Presiden Soekarno dan ditugaskan untuk menyelamatkan Bendera Pusaka. Penyelamatan Bendera Pusaka ini merupakan salah satu bagian dari sejarah untuk menegakkan berkibarnya Sang Merah Putih di persada bumi Indonesia. Untuk menyelamatkan Bendera Pusaka itu, terpaksa Bapak Hussein Mutahar harus memisahkan antara bagian merah dan putihnya.

Untuk mengetahui saat-saat penyelamatan Bendera Pusaka, maka terjadi percakapan yang merupakan perjanjian pribadi antara Presiden Soekarno dan Bapak Hussein Mutahar yang terdapat dalam Buku Bung Karno “Penyambung Lidah rakyat Indonesia” karya Cindy Adams:

“Tindakanku yang terakhir adalah memanggil Mutahar ke kamarku (Presiden Soekarno, Pen).” Apa yang terjadi terhadap diriku, aku sendiri tidak tahu,” kataku ringkas. Dengan ini aku memberikan tugas kepadamu pribadi. Dalam keadaan apapun juga, aku memerintahkan kepadamu untuk menjaga Bendera kita dengan nyawamu. Ini tidak boleh jatuh ke tangan musuh. Disatu waktu, jika Tuhan mengizinkannya engkau mengembalikannya kepadaku sendiri dan tidak kepada siapapun kecuali kepada orang yang menggantikanku sekiranya umurku pendek. Andaikata engkau gugur dalam menyelamatkan Bendera ini, percayakan tugasmu kepada orang lain dan dia harus menyerahkan ke tanganku sendiri sebagaimana engkau mengerjakannya. Mutahar terdiam. Ia memejamkan matanya dan berdoa. Disekeliling kami bom berjatuhan. Tentara Belanda terus mengalir melalui setiap jalanan kota. Tanggung jawabnya sungguh berat. Akhirnya ia memecahkan kesulitan ini dengan mencabut benang jahitan yang memisahkan kedua belahan dari bendera itu.

Akhirnya dengan bantuan Ibu Perna Dinata benang jahitan antara Bendera Pusaka yang telah dijahit tangan Ibu Fatmawati Soekarno berhasil dipisahkan. Setelah Bendera Pusaka dipisahkan menjadi dua maka masing-masing bagian yaitu merah dan putih dimasukkan pada dasar dua tas milik Bapak Hussein Mutahar, selanjutnya pada kedua tas tersebut dimasukkan seluruh pakaian dan kelengkapan miliknya. Bendera Pusaka ini dipisah menjadi dua karena Bapak Hussein Mutahar mempunyai pemikiran bahwa apabila Bendera Pusaka ini dipisah maka tidak dapat disebut bendera, karena hanya berupa dua carik kain merah dan putih. Hal ini untuk menghindari penyitaan dari pihak Belanda.

Setelah Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta ditangkap dan diasingkan, Kemudian Bapak Hussein Mutahar dan beberapa staf Keprisidenan juga ditangkap dan diangkut dengan pesawat dakota. Ternyata mereka di bawa ke Semarang dan di tahan di sana. Pada saat menjadi tahanan kota, Bapak Hussein Mutahar berhasil melarikan diri dengan naik kapal laut menuju Jakarta.

Di Jakarta beliau menginap di rumah Bapak R. Said Soekanto Tjokroaminoto (Kapolri I). Beliau selalu mencari informasi bagaimana caranya agar ia dapat segera menyerahkan Bendera Pusaka kepada Presiden Soekarno.

Sekitar pertengahan bulan Juli 1948, pada pagi hari Bapak Hussein Mutahar menerima pemberitahuan dari Bapak Sudjono yang tinggal di Oranje Boulevard (sekarang Jl. Diponegoro) Jakarta, isi pemberitahuan itu adalah bahwa surat pribadi dari Presiden Soekarno yang ditujukan kepada Bapak Hussein Mutahar. Pada sore harinya surat itu diambil beliau dan ternyata benar berasal dari Presiden Soekarno pribadi yang isinya adalah perintah Presiden Soekarno kepada Bapak Hussein Mutahar supaya menyerahkan Bendera Pusaka yang dibawanya kepada Bapak Sudjono, selanjutnya agar Bendera Pusaka tersebut dapat dibawa dan diserahkan kepada Presiden Soekarno di Bangka (Muntok).

Presiden Soekarno tidak memerintahkan Bapak Hussein Mutahar datang ke Bangka untukmenyerahkan sendiri Bendera Pusaka langsung kepada beliau (Presiden Soekarno), tetapi menjadi kerahasiaan perjalanan Bendera Bangka.

Sebab orang-orang Republik Indonesia dari Jakarta yang tidak diperbolehkan mengunjungi ketempat pengasingan Presiden pada waktu itu hanyalah warga-warga Delegasi Republik Indonesia, antara lain : Bapak Sudjono, sedangkan bapak Hussein Mutahar bukan sebagai warga Delegasi Republik Indonesia.

Setelah mengetahui tanggal keberangkatan Bapak Sudjono ke Bangka, maka dengan meminjam mesin jahit milik seorang istri dokter.Bendera Pusaka yang terpisah menjadi dua dijahit kembali oleh Bapak Hussein Mutahar persis lubang bekas jahitan aslinya. Tetapi sekitar 2 cm dari ujung bendera ada kesalahan jahit. Selanjutnya Bendera Pusaka ini dibungkus dengan kertas koran dan diserahkan kepada Presiden Soekarno dengan Bapak Hussein Mutahar seperti yang dijelaskan di atas.

Setelah berhasil menyelamatkan Bendera Pusaka, beliau tidak lagi menangani masalah pengibaran Bendera Pusaka.

*) sebagai penghargaan atas jasa menyelamatkan Bendera Pusaka yang dilakukan oleh
Bapak Hussein Mutahar, Pemerintah Republik Indonesia telah menganugerahkan Bintang
Mahaputera pada tahun 1961 yang disematkan oleh Presiden Soekarno.



Visit Indonesia Year 2008


Konsep Logo:

1. Bentuk Logo akan mengambil konsep Garuda Pancasila sebagai dasar Negara, tetapi dengan pengolahan yang modern.

2. 5 sila akan digambarkan berupa 5 Garis Warna yang berbeda dan merupakan simbol diversity Indonesia yang penuh dengan keanekaragaman.

3. Logo akan diolah menjadi bentuk dan warna yang dinamis sebagai perwujudan dari Dinamika Indonesia yang sedang berkembang.

4. Jenis Huruf dari Logo akan mengambil dari elemen otentik Indonesia yang disempurnakan dengan sentuhan modern.

Sumber : Budpar.go.id

More AIDILFITRI graphics

pidato bahasa jawa

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bapak, Ibu Dewan Juri saha sedherek-sedherek ingkang kula kurmati.
Saderengipun mangga kita sareng ngaturaken puja-puji pudyastuti dhumateng ngarsanipun Gusti Ingkang Maha kuwaos inggih punika Gusti Allah swt. Amargi kanthi linuberan rahmat saha hidayanipun kita sedaya saged pinanggihan wonten wekdal ingkang saeu menika kagem mengeti dinten Kamardikan Republik Indonesia ingkang kaping 63.
Para Rawuh ingkang minulyo,
Kita sedaya sampun mangertosi menawi Nagari Indonesia punika sampun saged sejajar utawi sami kaliyan Nagari maju sanesipun. Kathah sampun penghargaan utawi predikat ingkang dipun sandhang kaliyan Indonesia wonten tingkat Internasional. Ananging punapa saged Indonesia moncer kados sakmenika menawi mboten wonten pahlawan bangsa wonten warsa 1945? Menawi kados menika kita kedah instropeksi diri saha kedah nggadhah pambegan menapa ingkang sampun kita aturaken dhumateng bangsa kita.
Bapak, ibu Dewan juri saha sedherek-sedherek ingkang kula kurmati,
Wonten wekdal menika, wulan Agustus 2008, Indonesia sampun ganep yuswanipun ingkang kaping 63. Yuswa kados menika mboten sami kaliyan kahananipun Bangsa Indonesia luwih-luwih perjuwanganing pahlawan nagari. Taksih kathah warga masyarakat ingkang dereng ngraosaken gesang ingkang mulya wonten warsa menika. Ugi taksih kathah luwih saking setunggal ewu siswa/i Indonesia ingkang mboten nglajengaken sekolah amargi kiranging biaya saha inggilipun kebutuhan pokok luwih-luwih wonten kitha ageng kados to Kitha Malang menika. Punapa menika kamardikan hakiki ingkang sampun dipun sandhang Nagari Indonesia kurang luwih 63 warsa kepengker? Kahanan menika miturut pangemut kula amargi kiranging partisipasinipun warga masyarakat Indonesia. Pamerintah RI saged sae kinerjanipun saha lancar programipun menawi sedaya warga masyarakat nggadhah partisipasi ingkang ikhlas kagem nglaksanakaken program pembangunan menika saha maringi tanggung jawab marang pamerintah.
Para Rawuh ingkang kula kurmati,
Kangge ngisi kamardikan punika, kita minangka siswa/i Indonesia mangga sesarengan nggadhah rasa sosial dhumateng pepadha. Rasa sosial menika saged kita wujudaken kados:
  1. paring kinurmatan marang guru-guru , tiyang sepah, luwih-luwih pahlawan bangsa kita,
  2. sami nglestarekaken budaya utawi nilai-nilai tradisi bangsa ingkang kinakar saking budaya daerah, nggih kados basa Jawi menika,
  3. njagi kautuhaning persatuan saha kesatuan bangsa, lan sapanunggalanipun.
Menawi tiga menika minimal sampun ditindakaken kaliyan pemuda/pemudi Bangsa Indonesia, Insyaallah kamardikan bangsa ingkang mituhu saged dipun raosaken dening sedaya warga masyarakat Indonesia. Amargi sakmenika budaya globalisasi sampun kathah anjalarwonten jiwaning pemuda/pemudi Indonesia, mula budaya global ingkang negatif punika cepet sanget ngrisak moraling anak negeri. Ingkang penting sanget inggih punika kita kedah njagi persatuan kaliyan generasi muda sami wonten saindenging nuswantara saha mboten ambeda-bedakaken sedherek-sedherek kita supados Nagari Indonesia saged gemah ripah loh jinawi saha dados andakara wonten donya punika.
Sedherek-sedherek ingkang minulya,
Kula kinten sampun cekap ingkang saged kula aturaken. Kula ugi nyuwun gunging samudra pangaksami menawi wonten pitutur kula ingkang mboten sekeca wonten penggalihipun para rawuh sedaya. Kados parikan:
Ana temanten mangan srikaya,
Mangan kupat uga terasi,
Cekap semanten atur kawula,
Menawi sampun sanjang polisi.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

More RAMADHAN graphics

Artikel Adalah . . .

ARTIKEL

Artikel diartikan sebagai sebuah karangan faktual (nonfiksi) tentang suatu masalah secara lengkap, yang panjangnya tak tentu, untuk dimuat di surat kabar, majalah, buletin, dan sejenisnya. Tujuan dibuatnya tulisan tersebut untuk menyampaikan gagasan dan fakta guna meyakinkan, mendidik, menawarkan pemecahan suatu masalah, atau menghibur. Artikel juga identik dengan esai, opini, dan kolom.
Menurut Sharon Scull (1987), artikel adalah bentuk karangan yang berisi analisis suatu fenomena alam atau sosial dengan maksud untuk menjelaskan apa, siapa, kapan, dimana, bagaimana, dan mengapa fenomena alam atau sosial itu terjadi. Suatu artikel kadang menawarkan suatu alternatif bagi pemecahan suatu masalah.
Dewasa ini sudah banyak kaum intelektual yang menulis artikel di media cetak atau media elektronik. Bahkan hal ini memrupakan kehormatan bagi kaum intelektual. Namun menulis artikel tidak menutup kemungkinan bagi kaum non intelektual pula.
Sebuah media harus kita kenal terlebih dahulu sebelum kita menulis karya nonfiksi (artikel). Isi sebuah media terdiri dari fakta dan opini. Fakta disajikan dalam bentuk berita sedangkan opini dalam bentuk tajuk, kolom, surat pembaca, dan artikel.

Langkah-langkah Menulis Artikel di Media antara lain:
    • Mengenali karakteristik media,
    • Menggunakan bahasa yang komunikatif,
    • Memahami misi penerbitan dan selera masyarakat,

Aktual
Sebenarnya yang ingin dijual oleh media massa yakni informasi. Maksudnya seberapa aktualkah informasi yang disajikan oleh media itu.
Untuk bisa mengetahui aktualitas berita, penulis artikel pun dituntut untuk gemar membaca. Oleh karena itu, seberapa sempurnakah artikel yang kita buat dapat diukur dari seberapa besar minat kita membaca.
Aktualitas artikel bisa diperoleh dengan mengamati fenomena yang terjadi. Misalnya ketika terjadi kasus bom bali II, dari peristiwa itu kita harus mempunyai pikiran atau argumen seperti “sistem pertahanan kita saat ini lemah”, sehingga dari argumen tersebut bisa memberikan solusi berupa “teknologi pencegahan terorisme”.
Apabila aktualitas ini sudah sering diasah maka keahlian kita menulis pada satu bidang akan muncul seperti kemapuan menulis artikel di bidang iptek, pendidikan, sosial, dan lai-lain.
Biasakan memulai menulis artikel dari media kecil. Jangan memaksakan diri menulis artikel pada media besar. Lebih baik jika mengirim artikel pada media lokal sembari mengenalkan diri pada redaksi.
Akhirnya yang tidak boleh kita tinggalkan dalam menulis artikel adalah etos kerja. Menulis artikel memerlukan sebuah ketekunan dan kadang membutuhkan riset kecil-kecilan untuk mendukung validitas data yang kita tulis.
















Penulis: Hadynur
SEJARAH ARTIKEL
Pada tahun 1950-an masyarakat Amerika dan Eropa mulai mengenal profesi tulis menulis untuk media cetak. Setelah profesi ini mengalami perkembangan mulailah tulisan-tulisan di media cetak dibedakan menjadi berita (laporan peristiwa), opini (pendapat pribadi), karangan khas (tulisan yang berisi human interest), dan artikel (pendapat subektifitas tentang suatu masalah). Selanjutnya pada tahun 1980 para jurnalis Amerika sepakat memakai nama artikel tulisan yang berisi pendapat, sikap, atau pendirian subyektif mengenai masalah yang sedang dibahas disertai dengan alasan dan bukti yang mendukung pendapatnya.
Fungsi artikel di media massa pada umumnya adalah sebagai sarana promosi media (media online marketing) karena suatu perusahaan media akan memperoleh kepercayaan masyarakat jika perusahaan tersebut mampu menyerap aspirasi masyarakat. Pada media elektronik, artikel kerap digunakan untuk memberikan content bagi mesin pencari kata dalam diversivikasi keywords.

LANGKAH AWAL MENULIS ARTIKEL
  • Menentukan media yang akan kita kirimi artikel,
  • Menentukan konsep artikel berdasarkan segmen pembaca,
  • Mempersiapkan bahan-bahan yang mendukung aktualitas dan akurasi data pada artikel kita,
  • Menentukan tema dan judul,
  • Membuat sketsa karangan,
  • Mengembangkan sketsa karangan/artikel,

JENIS-JENIS ARTIKEL
  • Artikel deskriptif (menjelaskan suatu masalah/fakta)
  • Artikel eksplanatif (menerangkan suatu maslah dengan detil)
  • Artikel prediktif (meramal/menduga hal yang akan terjadi di masa datang)
  • Artikel preskriptif (mengajak orang agar mau melakukan sesuai kegiatan penulis)

Sejarah dan Atribut
PASKIBRAKA SEJARAH TERBENTUKNYA PASKIBRAKA

mjbookmaker by:
http://jowo.jw.lt
1. Bendera PusakaProklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Setelah pernyataan kemerdekaan tersebut, untuk pertama kalinya secara resmi Bendera Kebangsaan Merah Putih dikibarkan oleh Latief Hendaningrat dan Suhud. S. Bendera tersebut merupakan hasil jahitan Ibu Fatmawati Soekarno dan selanjutnya bendera inilah yang disebut “Bendera Pusaka”
Bendera Pusaka berkibar siang dan malam ditengah hujan, tembakan sampai Ibukota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta pada tahun 1946.Pada tahun 1948 Belanda melancarkan agresi militernya.
Pada waktu itu Ibukota RI berada di Yogyakarta, Bapak Husein Mutahar (Bapak Paskibraka-red) ditugaskan oleh Presiden Soekarno untuk menyelematkan Bendera Pusaka. (Penyelematan Bendera tersebut merupakan salah satu bagian dari sejarah untuk menegakan berkibarnya Sang Merah Putih di persada Ibu Pertiwi)Untuk menyelamatkan Bendera Pusaka tersebut terpaksa Bapak Husein Mutahar harus memisahkan antara bagian yang merah serta putihnya. Akhirnya dengan bantuan Ibu Perna Dinata benang jahitan diantara Bendera tersebut berhasil dipisahkan. Selanjutnya kedua bagian tersebut masing-masing di simpan sebagai dasar pada kedua tas Bapak Husein Mutahar yang selanjutnya tas tersebut diisi dengan pakaian serta perlengkapan pribadi miliknya. Hal ihwal Bendera tersebut dipisahkan, karena pada waktu itu beliau mempunyai pemikiran bahwa setelah dipisah Bendera tersebut tidak lagi dapat dikatakan Bendera karena hanya sebatas secarik kain. Hal ini dilakukan guna menghindari penyitaan dari pihak Belanda.Tak lama setelah Presiden menyerahkan Bendera Pusaka, Beliau ditangkap dan diasingkan oleh Belanda bersama Wakil Presiden beserta staf kepresidenan lainnya ke Muntok, Bangka Sumatera. Sekitar pertengahan bulan Juni 1948 Bapak Husein Mutahar menerima berita dari Bapak Soejono , isi pemberitahuan itu yakni adanya surat pribadi Presiden pada dirinya yang pada pokoknya Presiden memerintahkan Bapak Husein Mutahar guna menyerahkan kembali Bendera Pusaka kepada Beliau dengan perantaraan Bapak Soejono yang selanjutnya Bendera Pusaka tersebut dibawa serta diserahkan kepada Presiden ditempat pengasingan (Muntok, Bangka).Setelah mengetahui hal tersebut, dengan meminjam mesin jahit milik isteri seorang dokter, Bendera Pusaka yang terpisah menjadi dua bagian tersebut disatukan kembali persis pada posisinya semula, akan tetapi sekitar 2 cm dari ujung Bendera ada sedikit kesalahan jahit.Selanjutnya Bendera tersebut di serahkan kepada Bapak Soejono sesuai dengan isi surat perintah Presiden.2. Pengibaran Bendera Merah Putih di Gedung Agung YogyakartaMenjelang peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke II (1946-red), Presiden memanggil salah seorang ajudan beliau, yaitu Bapak Mayor Laut (L) Husein Mutahar (yang kelak menyelamatkan Bendera Pusaka-red). Selanjutnya memberikan tugas untuk mempersiapkan dan memimpin upacara peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1946 di Halaman Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta (pada tahun 1946 Ibukota RI berada di Yogyakarta-red).Pada saat itu Bapak Husein Mutahar mempunyai pemikiran bahwa untuk menumbuhkan rasa persatuan bangsa maka pengibaran Bendera Pusaka sebaiknya dilakukan oleh para pemuda se-Indonesia. Kemudian beliau menunjuk 5 orang pemuda yang terdiri dari 3 orang putera dan 2 orang puteri perwakilan daerah yang berada di Yogyakarta.Formasi pengibaran seperti ini dilakukan sampai dengan tahun 1948.Pada tanggal 6 Juli 1949 Presiden bersama Wakil Presiden tiba kembali di Yogyakarta dari Bangka (tempat pengasingan-red) dengan membawa kembali Bendera Pusaka. Tanggal 27 Desember 1949 dilakukan penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan di Negeri Belanda dan mengubah bentuk negara Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat dan menyerahkan kekuasaan di Jakarta. Sedangkan penyerahan kedaulatan dari Republik Indonesia kepada Republik Indonesia Serikat dilakukan di Yogyakarta.Tanggal 28 Desember 1949 Presiden kembali ke Jakarta guna memangku jabatan sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat. Setelah empat tahun ditinggalkan, Jakarta kembali menjadi Ibukota RI dan pada hari itu juga Bendera Pusaka juga dibawa ke Jakarta.Untuk pertama kali peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1950 diselenggarakan di Istana Merdeka, Jakarta. Bendera Pusaka Merah Putih berkibar dengan megahnya di tiang tujuh belas dan disambut dengan penuh kegembiraan oleh seluruh bangsa Indonesia.Regu-regu pengibar dari tahun 1950-1966 dibentuk dan diatur oleh Rumah tangga Kepresidenan.3. Percobaan Pembentukan Pasukan Penggerek Bendera Pusaka Tahun 1967 dan Pasukan Pertama Tahun 1968Pada tahun 1967 Bapak Husein Mutahar dipanggil oleh Presiden Soeharto untuk menangani lagi masalah Pengibaran Bendera Pusaka. Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta (5 orang-red), kemudian beliau mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu : Kelompok 17/Pengiring (Pemandu), Kelompok 8/Pembawa (Inti), Kelompok 45/Pengawal. Ini merupakan simbol yang diambil dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945Pada saat itu dengan situasi dan kondisi yang ada, beliau melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas Pengibaran Bendera Pusaka.Semula rencana beliau untuk kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari para Mahasiswa AKABRI (Generasi Muda ABRI-red) , tetapi pada waktu itu libur perkuliahan dan transfortasi Magelang-Jakarta menjadi kendala, sehingga sulit untuk dilaksanakan.Usul lain untuk menggunakan pasukan elite ABRI (RPKAD, PGT, MARINIR, BRIMOB) juga tidak mudah. Akhirnya diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi dan sekaligus mereka bertugas di Istana Jakarta.Tahun 1968, petugas Pengibar Bendera Pusaka adalah pemuda utusan propinsi. Tetapi belum seluruh propinsi mengirimkan utusan sehingga harus ditambah oleh ex-anggota pasukan tahun 1967.Tahun 1969 karena Bendera Pusaka kondisinya terlalu tua sehingga tidak mungkin untuk dikibarkan kembali, maka dibuatlah duplikat. Untuk dikibarkan di tiang 17 Meter Istana Merdeka, telah tersedia Bendera Merah Putih dari bahan Bendera (wool) yang dijahit 3 potong memanjang kain merah dan 3 potong memanjang kain putih kekuning-kuningan.Bendera Merah Putih duplikat Bendera Pusaka yang akan dibagikan ke daerah idealnya terbuat dari sutra alam dan alat tenun asli Indonesia, yang warna merah dan putihnya langsung ditenun menjadi satu tanpa dihubungkan dengan jahitan dan warna merahnya cat celup asli Indonesia.Pembuatan Duplikat Bendera Pusaka ini dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tekstil Bandung dengan dibantu oleh PT Ratna di Ciawi Bogor. Dalam prakteknya pembuatan duplikat Bendera Pusaka, sukar untuk memenuhi syarat ideal yang ditentukan Bapak Husein Mutahar, karena cat asli Indonesia tidak memiliki warna merah yang standar dan pembuatan dengan alat tenun bukan mesin akan lama.Tanggal 5 Agustus 1969 di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan Duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan Reproduksi Naskah Proklamasi oleh Presiden Soeharto kepada Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I Seluruh Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar pada waktu upacara peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan di masing-masing daerah dapat dikibarkan duplikat Bendera Pusaka dan pembacaan Naskah Proklamasi bersamaan dengan Upacara Peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan yang dilakukan di Istana Merdeka, Jakarta. Selanjutnya kedua benda tersebut juga di bagikan ke Daerah Tingkat II serta perwakilan-perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.Bendera Duplikat mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada Peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput Bendera Duplikat yang dikibarkan/diturunkan. Pada tahun itu juga resmi anggota PASKIBRAKA adalah remaja SMTA se-tanah air yang merupakan utusan dari tiap-tiap propinsi. Setiap propinsi di wakili oleh sepasang remaja.Pada tahun 1973 Bapak Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk anggota Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA. PAS akronim dari Pasukan, KIB akronim dari Pengibar, RA berati bendera, KA berati Pusaka. Mulai saat itulah resmi singkatan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka adalah PASKIBRAKA sampai saat ini.

A T R I B U T1. Lambang Anggota PASKIBRAKALambang PASKIBRAKA yang dimiliki serta dipakai hingga saat sekarang diciptakan oleh Bapak Idik Suleman pada tahun 1973.Lambang tersebut adalah setangkai bunga Teratai yang mulai mekar dan dikelilingi oleh gelang rantai, yang mata rantainya berbentuk bulat dan belah ketupat. Mata Rantai tersebut berjumlah 16 pasang mata rantai bulat dan belah ketupat.Lambang berupa Bunga Teratai yang tumbuh dari lumpur (tanah) dan berkembang di atas air, hal ini mengandung makna atau dianalogikan bahwa anggota PASKIBRAKA adalah pemuda yang tumbuh dari bawah (orang biasa-red) dari tanah air yang sedang berkembang (tumbuh-red) dan membangun.Bunga Teratai berdaun bunga 3 helai ke atas, 3 helai mendatar. 3 helai pertama bermakna : belajar, bekerja dan berbakti, 3 helai lainnya bermakna : aktif, disiplin dan gembira.Mata rantai berkaitan melambangkan persaudaraan yang akrab antar sesama Generasi Muda Indonesia yang ada di berbagai pelosok penjuru (16 mata arah mata angin-red) tanah air. Rantai persaudaraan tanpa memandang asal suku, agama, status sosial dan golongan akan membentuk jalinan mata rantai persaudaraan sebangsa yang kokoh dan kuat. Sehingga mampu menangkal bentuk pengaruh dari luar dan memperkuat ketahanan nasional, melalui jiwa semangat persatuan dan kesatuan yang tertanam dalam dada setiap anggota PASKIBRAKA.2. Lambang Korps PASKIBRAKAUntuk mempersatukan Korps, untuk PASKIBRAKA Nasional, Propinsi dan Kabupaten/Kota ditandai oleh Korps yang sama. Lambang Korps yang lama sebelum tahun 1973 berupa lencana berupa perisai dari bahan logam : kuningan, dengan gambar sangat sederhana : ditengah bulatan terdapat lambang Bendera Merah Putih dan di luar terpampang tulisan “ Pasukan Penggerek Bendera Pusaka “Lambang Korps sejak tahun 1973 diganti dengan bentuk Perisai berwarna hitam dengan garis pinggir dengan huruf berwarna kuning : PASUKAN PENGIBAR BENDERA PUSAKA DAN TAHUN …….(diujung bawah perisai) berisi gambar (dalam bulatan putih) sepasang anggota PASKIBRAKA dilatarbelakangi oleh Bendera Merah Putih yang berkibar ditiup angin dan 3 garis horizontal diasumsikan sebagai awan.1. Bentuk Perisai bermakna “ Siap bela negara” termasuk bangsa dan tanah air Indonesia, warna hitam bermakna teguh dan percaya diri.2. Sepasang anggota PASKIBRAKA bermakna PASKIBRAKA terdiri dari anggota putera dan anggota puteri yang dengan keteguhan hati bertekad untuk mengabdi dan berkarya bagi pembangunan Indonesia.3. Bendera Merah Putih yang sedang berkibar adalah bendera kebangsaan dan utama Indonesia yang harus dijunjung tinggi seluruh bangsa Indonesia termasuk generasi mudanya, termasuk PASKIBRAKA.4. Garis Horizontal atau awan 3 garis menunjukan ada PASKIBRAKA di 3 Tingkatan ; Tingkat Nasional, Propinsi dan Kabupaten/Kota5. Warna Kuning berarti kebanggaan, keteladanan dalam perilaku dan sikap setiap anggota PASKIBRAKA
mjbookmaker by:
http://jowo.jw.lt

Sabtu, 06 September 2008

visit Indonesia


Berikut adalah lampiran
SKB MENAG, MENAKERTRANS, MENNEG PAN
HARI LIBUR NASIONAL 2009
______________________________________________________________




KEPUTUSAN BERSAMA
MENTERI AGAMA, MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI,
DAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 4 TAHUN 2008
NOMOR : KEP. 115/ MEN/VI/2008
NOMOR : SKB/06/M. PAN/6/2008
TENTANG
HARI-HARI LIBUR NASIONAL DAN CUTI BERSAMA TAHUN 2009
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI AGAMA, MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI,
DAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA



Menimbang : a. bahwa dalam rangka efisiensi dan efektivitas pemanfaatan hari-hari
kerja, hari-hari libur, dan cuti bersama dipandang perlu menata
pelaksanaan hari-hari libur nasional dan mengatur cuti bersama tahun
2009;
b. bahwa penataan hari-hari libur dan pengaturan cuti bersama tahun
2009 sebagaimana tersebut pada huruf a diharapkan menjadi
pedoman bagi instansi pemerintah dan swasta sehingga dapat
meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf
a dan huruf b di atas, perlu ditetapkan Keputusan Bersama Menteri
Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara tentang Hari-hari Libur Nasional
dan Cuti Bersama Tahun 2009.
Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 1983 tentang Perubahan Atas
Keputusan Presiden Nomor 251 Tahun 1967 tentang Hari-hari Libur
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan
Presiden RI Nomor 10 Tahun 1971;
2. Keputusan Presiden RI Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hari Tahun
Baru Imlek;
3. Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94
Tahun 2006;
4. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 331 Tahun 2002 tentang
Penetapan Hari Tahun Baru Imlek sebagai Hari Libur Nasional.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA, MENTERI TENAGA
KERJA DAN TRANSMIGRASI, DAN MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG HARI-HARI
LIBUR NASIONAL DAN CUTI BERSAMA TAHUN 2009.
Kesatu : Menetapkan Hari-hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2009
sebagaimana tersebut dalam lampiran Keputusan ini.
Kedua : Untuk kepentingan pelaksanaan ibadah Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya
Idul Adha bagi umat Islam, maka tanggal 1 Ramadhan 1430 H, 1 Syawal
1430 H, dan 10 Dzulhijjah 1430 H ditetapkan kemudian dengan
Keputusan Menteri Agama.
Ketiga : Unit kerja/satuan organisasi yang berfungsi memberikan pelayanan
langsung kepada masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah yang
mencakup kepentingan masyarakat luas, seperti: rumah sakit/puskesmas,
unit kerja yang memberikan pelayanan telekomunikasi, listrik, air minum,
pemadam kebakaran, keamanan dan ketertiban, perbankan,
perhubungan, pajak, bea cukai, dan unit kerja pelayanan lainnya yang
sejenis agar mengatur penugasan pegawai dan pekerja/buruh pada harihari
libur nasional dan cuti bersama yang ditetapkan, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Keempat : Pelaksanaan cuti bersama sebagaimana dimaksud pada Diktum Kesatu
mengurangi hak cuti tahunan pegawai sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku pada masing-masing
instansi/lembaga/perusahaan.
Kelima : Pelaksanaan cuti bersama di kalangan dunia usaha sebagaimana
dimaksud pada Diktum Kesatu diatur oleh lembaga atau perusahaan
yang bersangkutan.
Keenam : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 9 Juni 2008
MENTERI AGAMA
ttd
MUHAMMAD M. BASYUNI
MENTERI TENAGA KERJA
DAN TRANSMIGRASI
ttd
ERMAN SUPARNO
MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN
APARATUR NEGARA
ttd
TAUFIQ EFFENDI





________________________________________________________




LAMPIRAN KEPUTUSAN BERSAMA
MENTERI AGAMA, MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI,
DAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 4 TAHUN 2008
NOMOR : KEP. 115/ MEN/VI/2008
NOMOR : SKB/06/M.PAN/6/2008
TENTANG
HARI-HARI LIBUR NASIONAL DAN CUTI BERSAMA TAHUN 2009
A. HARI LIBUR TAHUN 2009
No Tanggal Hari Keterangan
1. 1 Januari Kamis Tahun Baru Masehi
2. 26 Januari Senin Tahun Baru Imlek 2560
3. 9 Maret Senin Maulid Nabi Muhammad SAW
4. 26 Maret Kamis Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1931
5. 10 April Jum’at Wafat Yesus Kristus
6. 9 Mei Sabtu Hari Raya Waisak Tahun 2553
7. 21 Mei Kamis Kenaikan Yesus Kristus
8. 20 Juli Senin Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
9. 17 Agustus Senin Hari Kemerdekaan RI
10. 21-22 September Senin-Selasa Idul Fitri 1 Syawal 1430 Hijriyah
11. 27 November Jum’at Idul Adha 1430 Hijriyah
12. 18 Desember Jum’at Tahun Baru 1431 Hijriyah
13. 25 Desember Jum’at Hari Raya Natal
B. CUTI BERSAMA TAHUN 2009
Tanggal Hari Keterangan
2 Januari Jum’at Cuti Bersama Tahun Baru Masehi
18 September Jum’at Cuti Bersama Idul Fitri
23 September Rabu Cuti Bersama Idul Fitri
24 Desember Kamis Cuti Bersama Natal



Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 9 Juni 2008
MENTERI AGAMA
ttd
MUHAMMAD M. BASYUNI
MENTERI TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI
ttd
ERMAN SUPARNO
MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN
APARATUR NEGARA
ttd
TAUFIQ EFFENDI

Global Warming

Global warming can be defined as an increase over time of the average atmosphere of Earth's temperature and oceans. Most theories say that global warming started since the 19th century because of the increase in the "greenhouse effect." All climatic predictions say that since human emissions of CO2 are not reduced global temperature will continue to rise. Global warming is caused by several factors such as industrialization drawbacks, greenhouse effect, and the ozone layer hole.


The first cause of global warming is industrialization. The fact that global warming started at the 19th century, which is when industrialization started, showing the relation between industrialization and global warming. Two aspect of industrialization that increases global warming are fossil fuel combustion, and deforestation. These fuels, during their combustion, tend to release a tremendous amount of greenhouse effects gases, especially CO2......










The term global warming simply means that the global climate is warming. Humans are popularly assumed to be the cause of global warming. Further, global warming is usually assumed to be harmful to humans and to plant and animal life. Global warming is a commonly discussed and debated scientific topic both in the media and in the scientific community.


Scientific Debate: Existence, Extent, Causes, and Pace


Nearly all of the scientific community agrees that based on surface temperature observations, the global climate warmed by about 0.5° C in the twentieth century. Satellite observations of global temperatures show warming trends between 1970 and 1990 similar to those found in surface observations. Decreases in sea ice cover and global glacier retreat provide corroborating evidence of global warming. A few scientists believe that the warming at weather stations is due to the development of cities around weather stations, but analysis in the late 1990s has shown that warming is similar at urban and rural areas. Different areas of the world and different seasons have warmed more than others. Due to global atmospheric circulation patterns that transport heat from the tropics to the poles, warming has been greatest in high latitudes. In some areas of Alaska and Asia, average temperatures have warmed by over 4°C. Warming has also been greatest in spring months, particularly March, and in nighttime minimum temperatures much more than in daytime maximum temperatures.

IKON NEGERI, TAK DICINTAI WARGA PRIBUMI

Negara kita ini memang kaya akan beragam tradisi yang telah turun-menurun diwariskan oleh pendahulu kita. Beragam budaya dan hasil pembangunan masih bisa kita nikmati dan kental akan nilai tradisi dan kebangsaan.

Keindahan alam yang eksotik dan mempunyai nilai jual tinggi digunakan pemerintah sebagai alat untuk semakin melebarkan sayap Indonesia di mata dunia. Salah satu strategi pemerintah ialah dengan menetapkan keragam khas nasional dalam bentuk tumbuhan dan hewan yang sampai saat ini kita kenal dengan “Puspa dan Satwa Nasional”. Puspa indonesia dikategorikan menjadi tiga macam, yakni puspa bangsa (Melati/Jasminum samba), puspa pesona (Anggrek Bulan/Phalaenopsis amabilis), dan puspa langka (Rafflesia arnoldii). Ketiga tumbuhan tersebut ternyata mampu menjadi ikon yang dapat mewakili nama Indonesia saat diadakannya tahun kunjungan ASEAN. Buktinya, ketiga tumbuhan ini khususnya Anggrek Bulan akhirnya resmi mendapat pengakuan tumbuhan khas dan asli Indonesia. Anggrek Bulan khas Indonesia memang dikiaskan layaknya Dewi Sinta karena keindahan bunganya yang mampu bertahan lama. Bentuk bunganya simetris dan bulat seperti bulan, perhiasan bunganya putih bersih dan mencolok, bertekstur lembut. Karena kesempurnaan bentuknya, keanggunan penampilan, warna bunga, dan merupakan spesies asli Indonesia, menyebabkan banyak yang mengusulkan bunga ini sebagai flora maskot nasional.

Keunggulan puspa pesona Indonesia ini yang dulu dijadikan maskot oleh pemerintah saat ini sudah tidak lagi terdengar gaungnya. Maraknya pencurian hasil hutan dan berkurangnya hutan lindung ternyata merupakan pemicu berkurangnya populasi dan kualitas anggrek di Indonesia. Dulu, produksi anggrek Indonesia memiliki kualitas yang terbaik dibandingkan negara tetangga kita Malaysia walaupun dalam hal kuantitas bangsa kita hanya menempati urutan kedua setelah Negeri Serawak tersebut. Namun kualitas anggrek Indonesia dahulu mampu menyaingi anggrek khas negara tetangga lain seperti Filiphina, Papua Nugini, Australia, dan juga Malaysia.

Pemicu lain turunnya produktivitas anggrek nusantara ditengarai adanya faktor ekstern yang menyebabkan anggrek negeri kita berkurang keunggulannya yakni banyaknya warga Indonesia di luar negeri yang mengembangbiakkan anggrek khas nusantara di sana, sehingga tidak sedikit anggrek yang belum mempunyai nama ilmiah milik Indonesia diakui oleh negara-negara lain. Keadaan inilah yang akhirnya menurunkan kharisma Indonesia di mata asing.

Untuk mengembalikan lagi keunggulan anggrek nusantara tidak harus lagi menggunakan cara-cara konvesional tetapi kita harus menggunakan cara yang mampu diterima dunia global. Oleh karena itu marilah kita selaku generasi muda bangsa bersama-sama dengan pemerintah untuk melestarikan keragaman khas nusantara. Karena kelestarian pusaka budaya nusantara tergantung dari cara pemuda-pemudi mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.