Indonesia Bicara

Indonesia Bicara

Minggu, 10 Maret 2013

“Arek ITS CAK” : Model Kader KM ITS Ideal


“Arek ITS CAK” itulah sepenggal frasa yang wajib ditulis di setiap kegiatan kemahasiswaan ITS sebagai simbolisasi karakter mahasiswa ITS Surabaya. Inilah grand design yang telah dirancang seluruh elemen civitas akademika ITS untuk mewujudkan mahasiswa ITS yang Cerdas, Amanah, dan Kreatif. Frasa sekaligus jargon ini ibarat doktrin bagi siapapun yang siap di-upgrade menjadi kader-kader KM ITS. Tidak lain fungsi doktrinasi ini agar ITS siap memberikan sumbangsih nyata bagi pembangunan bangsa ini ke depannya. ITS juga telah siap apabila kelak nanti kader-kadernya ditunjuk oleh bangsa sebagai komandan yang siap menggerakkan gerigi-gerigi masa depan bangsa.

            “Arek ITS CAK” dalam pandangan saya sebagai kader KM ITS masih bersifat global. Ibarat dalam pertandingan panahan, jargon tersebut adalah target yang jaraknya puluhan meter di depan kita sedangkan kita sendiri tidak memiliki kemahiran untuk memanah sama sekali. Dengan kemahiran minim tersebut, maka antisipasi awal yang harus kita persiapkan adalah menyiapkan anak panah sebanyak-banyaknya dan busur panah yang proporsional. Makna anak panah dalam hal ini adalah langkah-langkah strategis yang bisa diupayakan baik oleh elemen kepengurusan KM ITS maupun oleh birokrasi ITS sendiri. Lain anak panah lain pula dengan busurnya, maksud busur disini adalah piranti atau media inisiasi virus “Arek ITS CAK” haruslah sesuai dengan kondisi kekinian arek ITS sendiri.

            Mubes IV telah melahirkan dua produk yakni KDKM dan HD PSDM. KDKM (Konstitusi Dasar Kurikulum Mahasiswa) dibuat sebagai pedoman tata kerja organisasi di lingkup KM ITS, sementara HD PSDM (Haluan Dasar Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa) dirumuskan sebagai pedoman dalam mewujudkan grand design kader-kader KM ITS yang siap mengabdi bagi almamater, bangsa, dan negara. Dalam pasal 9 HD PSDM disebutkan bahwa model mahasiswa ideal KM ITS meliputi:
1.      Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.      Kapasitas pemikiran intelektual yang memadai
3.      Kecerdasan emosional
4.      Integritas diri
5.      Jasmani yang kuat
6.      Bertanggung jawab dalam bertindak
Keenam model diatas ibarat anak panah dimana tiap mata panahnya harus menembus target “CAK”. Perumusan enam model mahasiswa ideal KM ITS sepertinya telah mengalami penggodhokan yang benar-benar matang dan mempertimbangkan kondisi sumber daya mahasiswa KM ITS sendiri.

Model mahasiswa ideal yang pertama adalah mahasiswa KM ITS yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Deskripsi singkat dari poin ini menurut HD PSDM adalah mahasiswa sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa haruslah senantiasa mensyukuri karunia yang diberikan sebagai wujud keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dengan dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa diharapkan tercipta keseimbangan, keserasian dan keselarasan dalam segenap aktivitasnya dengan adanya sinergisitas rohaniyah dalam  diri masing-masing mahasiswa. Dari poin ini, kita bisa mengambil sebuah korelasi bahwa kata “Amanah” dalam frasa “Arek ITS CAK” terumuskan dalam poin ini. Kapasitas pemikiran intelektual yang memadai merupakan model kedua yang tertulis dalam pasal 9 HD PSDM. Mahasiswa selaku kader penerus bangsa yang dipundaknya terpikul amanah masa depan bangsa haruslah mempunyai pemikiran intelektual dan wawasan yang luas, dengan demikian generasi penerus diharapkan mampu berpikir jauh ke depan dalam rangka memberikan sumbangsih bagi masyarakat. Dari poin ini, sudah tergambar secara eksplisit bahwa “Cerdas” merupakan rumusan inti dari model ini.

Dalam pasal 9 HD PSDM dijelaskan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai pengaruh dalam berinteraksi dengan publik dan hubungan sosial yang baik. Apabila mahasiswa pandai menyesuaikan diri dengan individu yang lain atau dapat berempati, mahasiswa tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri/ beradaptasi dengan lingkungannya. Poin ini merupakan deskripsi lain dari “Cerdas”. Cerdas bukan berarti hanya memiliki kemampuan intelegensia di atas rata-rata tetapi juga cerdas dalam berpikir dengan hati. Hakikatnya seseorang dengan kemampuan intelegensia tinggi belum tentu bisa menerima nilai-nilai dari kecerdasan emosional. Sementara seseorang dengan kecerdasan emosional tinggi akan lebih mudah menerima nilai-nilai kecerdasan intelegensia.

Sebagai kadaer-kader KM ITS yang peka terhadap kondisi kekinian almamater, bangsa, dan negara sudah sewajarnya kita memiliki nilai-nilai moral dan sosial yang tinggi. Melalui nilai-nilai moral yang senantiasa dipegang teguh itulah maka mahasiswa akan memiliki sebuah integritas pribadi yang utuh ketika harus berperan sebagai apapun di masyarakat. Dengan kondisi seperti itu maka diharapkan mahasiswa akan senantiasa menjadi sosok yang dapat dijadikan panutan dan teladan masyarakat. HD PSDM mencantumkan poin “Integritas diri” sebagai salah satu model mahasiswa KM ITS. Integritas diri lebih merujuk pada kata “Amanah” karena melalui poin inilah seorang mahasiswa KM ITS dapat dipandang memiliki budi pekerti yang baik atau tidak.

Poin penjabaran selanjutnya adalah jasmani yang kuat. Kekuatan jasmani akan sangat menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan amanah yang dibebankan kepada mahasiswa dengan baik, mengingat begitu besar tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa ini. Karena hanya dengan jasmani yang kuat maka pencapaian tugas akan lebih optimal dan maksimal. Poin ini merupakan penafsiran dari kata “Cerdas” dengan alasan bahwa setiap aktivitas yang dijalankan seorang kader KM ITS berawal dari serangkaian manajemen diri dan waktu yang efektif dan efisien. Intinya dengan prinsip manajemen diri yang baik maka kader KM ITS tersebut dapat menyeimbangkan pola kesehatan jasmani dan rohani.

Bertanggung jawab dalam bertindak meruapakan model terakhir dalam penjabaran model mahasiswa ideal KM ITS. Deskripsi singkat model ini adalah kesungguhan dalam melakukan setiap aktivitas menunjukkan lebih jauh adanya iktikad baik, tekad yang kuat dan bertanggung jawab dalam melaksanakan amanah yang diembankan kepada mahasiswa. Dengan dorongan niat dan keinginan yang kuat maka diharapkan hasil yang dicapai dapat memberikan kontribusi besar bagi masyarakat dan bangsa ini. Poin inilah yang mendasari sifat “Amanah” terbentuk dalam diri seorang kader/mahasiswa KM ITS. Melalui komitmen dan niat maka sesuatu yang akan dicapai juga membutuhkan keringat dan air mata untuk menyukseskannya.

Dari keenam poin penjabaran di atas, kata “Cerdas” dan “Amanah” merupakan rumusan umum untuk membentuk mahasiswa KM ITS yang siap memberikan sumbangsih bagi ibu pertiwi. Namun untuk mengabdi pada bangsa dan negara ini, kita tidak hanya memerlukan kesiapan saja, kita harus benar-benar matang dalam melihat situasi dan kondisi bangsa dalam berbagai sudut pandang. Oleh karena itu, sudah seperlunya ada kolaborasi dari sikap “Cerdas” dan “Amanah”, dimana pola berpikir revolusi dan bertindak dengan hati saling disatukan hingga muncullah suatu sikap “Kreatif”. Kreatif dalam mengambil keputusan, kreatif dalam menyelesaikan masalah, mapun kreatif dalam mencetak kader-kader selanjutnya. “Cerdas, Amanah, Kreatif” bukanlah suatu rentetan proses yang harus dilewati seseorang untuk benar-benar menjadi kader KM ITS yang matang, namun tiap kader seyogyanya mengaplikasikan frasa tersebut dalam satu paket sekaligus agar benar-benar tercemin “Arek ITS CAK”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Banyak buat yang udah comment, ngasi saran, kritik ato pesan-pesan