“Arek
ITS CAK” itulah sepenggal frasa yang wajib ditulis di setiap kegiatan
kemahasiswaan ITS sebagai simbolisasi karakter mahasiswa ITS Surabaya. Inilah
grand design yang telah dirancang seluruh elemen civitas akademika ITS untuk
mewujudkan mahasiswa ITS yang Cerdas, Amanah, dan Kreatif. Frasa sekaligus
jargon ini ibarat doktrin bagi siapapun yang siap di-upgrade menjadi kader-kader KM ITS. Tidak lain fungsi doktrinasi
ini agar ITS siap memberikan sumbangsih nyata bagi pembangunan bangsa ini ke
depannya. ITS juga telah siap apabila kelak nanti kader-kadernya ditunjuk oleh
bangsa sebagai komandan yang siap menggerakkan gerigi-gerigi masa depan bangsa.
“Arek ITS CAK” dalam pandangan saya
sebagai kader KM ITS masih bersifat global. Ibarat dalam pertandingan panahan,
jargon tersebut adalah target yang jaraknya puluhan meter di depan kita
sedangkan kita sendiri tidak memiliki kemahiran untuk memanah sama sekali.
Dengan kemahiran minim tersebut, maka antisipasi awal yang harus kita
persiapkan adalah menyiapkan anak panah sebanyak-banyaknya dan busur panah yang
proporsional. Makna anak panah dalam hal ini adalah langkah-langkah strategis
yang bisa diupayakan baik oleh elemen kepengurusan KM ITS maupun oleh birokrasi
ITS sendiri. Lain anak panah lain pula dengan busurnya, maksud busur disini
adalah piranti atau media inisiasi virus “Arek ITS CAK” haruslah sesuai dengan
kondisi kekinian arek ITS sendiri.
Mubes IV telah melahirkan dua produk
yakni KDKM dan HD PSDM. KDKM (Konstitusi Dasar Kurikulum Mahasiswa) dibuat
sebagai pedoman tata kerja organisasi di lingkup KM ITS, sementara HD PSDM
(Haluan Dasar Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa) dirumuskan sebagai pedoman
dalam mewujudkan grand design kader-kader KM ITS yang siap mengabdi bagi
almamater, bangsa, dan negara. Dalam pasal 9 HD PSDM disebutkan bahwa model
mahasiswa ideal KM ITS meliputi:
1. Iman
dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.
Kapasitas
pemikiran intelektual yang memadai
3.
Kecerdasan
emosional
4. Integritas diri
5. Jasmani yang kuat
6. Bertanggung jawab dalam bertindak
Keenam model
diatas ibarat anak panah dimana tiap mata panahnya harus menembus target “CAK”.
Perumusan enam model mahasiswa ideal KM ITS sepertinya telah mengalami penggodhokan yang benar-benar matang dan
mempertimbangkan kondisi sumber daya mahasiswa KM ITS sendiri.
Model
mahasiswa ideal yang pertama adalah mahasiswa KM ITS yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Deskripsi singkat dari poin ini menurut HD PSDM
adalah mahasiswa sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa haruslah
senantiasa mensyukuri karunia yang diberikan sebagai wujud keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dengan dilandasi oleh keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa diharapkan tercipta keseimbangan,
keserasian dan keselarasan dalam segenap aktivitasnya dengan adanya
sinergisitas rohaniyah dalam diri masing-masing mahasiswa. Dari poin ini,
kita bisa mengambil sebuah korelasi bahwa kata “Amanah” dalam frasa “Arek ITS
CAK” terumuskan dalam poin ini. Kapasitas pemikiran intelektual yang memadai
merupakan model kedua yang tertulis dalam pasal 9 HD PSDM. Mahasiswa selaku
kader penerus bangsa yang dipundaknya terpikul amanah masa depan bangsa
haruslah mempunyai pemikiran intelektual dan wawasan yang luas, dengan demikian
generasi penerus diharapkan mampu berpikir jauh ke depan dalam rangka
memberikan sumbangsih bagi masyarakat. Dari poin ini, sudah tergambar secara
eksplisit bahwa “Cerdas” merupakan rumusan inti dari model ini.
Dalam pasal 9 HD PSDM dijelaskan bahwa kecerdasan
emosional merupakan kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif
menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai pengaruh dalam berinteraksi dengan
publik dan hubungan sosial yang baik. Apabila mahasiswa pandai menyesuaikan
diri dengan individu yang lain atau dapat berempati, mahasiswa tersebut akan
memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan
diri/ beradaptasi dengan lingkungannya. Poin ini merupakan deskripsi lain dari
“Cerdas”. Cerdas bukan berarti hanya memiliki kemampuan intelegensia di atas
rata-rata tetapi juga cerdas dalam berpikir dengan hati. Hakikatnya seseorang
dengan kemampuan intelegensia tinggi belum tentu bisa menerima nilai-nilai dari
kecerdasan emosional. Sementara seseorang dengan kecerdasan emosional tinggi
akan lebih mudah menerima nilai-nilai kecerdasan intelegensia.
Sebagai kadaer-kader KM ITS yang peka terhadap kondisi
kekinian almamater, bangsa, dan negara sudah sewajarnya kita memiliki
nilai-nilai moral dan sosial yang tinggi. Melalui nilai-nilai moral yang
senantiasa dipegang teguh itulah maka mahasiswa akan memiliki sebuah integritas
pribadi yang utuh ketika harus berperan sebagai apapun di masyarakat. Dengan
kondisi seperti itu maka diharapkan mahasiswa akan senantiasa menjadi sosok
yang dapat dijadikan panutan dan teladan masyarakat. HD PSDM mencantumkan poin
“Integritas diri” sebagai salah satu model mahasiswa KM ITS. Integritas diri
lebih merujuk pada kata “Amanah” karena melalui poin inilah seorang mahasiswa
KM ITS dapat dipandang memiliki budi pekerti yang baik atau tidak.
Poin penjabaran selanjutnya adalah jasmani yang kuat.
Kekuatan jasmani akan sangat menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan amanah
yang dibebankan kepada mahasiswa dengan baik, mengingat begitu besar tugas dan
tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa ini. Karena hanya dengan jasmani
yang kuat maka pencapaian tugas akan lebih optimal dan maksimal. Poin ini
merupakan penafsiran dari kata “Cerdas” dengan alasan bahwa setiap aktivitas
yang dijalankan seorang kader KM ITS berawal dari serangkaian manajemen diri
dan waktu yang efektif dan efisien. Intinya dengan prinsip manajemen diri yang
baik maka kader KM ITS tersebut dapat menyeimbangkan pola kesehatan jasmani dan
rohani.
Bertanggung jawab dalam bertindak meruapakan model
terakhir dalam penjabaran model mahasiswa ideal KM ITS. Deskripsi singkat model
ini adalah kesungguhan dalam melakukan setiap aktivitas menunjukkan lebih jauh
adanya iktikad baik, tekad yang kuat dan bertanggung jawab dalam melaksanakan
amanah yang diembankan kepada mahasiswa. Dengan dorongan niat dan keinginan
yang kuat maka diharapkan hasil yang dicapai dapat memberikan kontribusi besar
bagi masyarakat dan bangsa ini. Poin inilah yang mendasari sifat “Amanah”
terbentuk dalam diri seorang kader/mahasiswa KM ITS. Melalui komitmen dan niat
maka sesuatu yang akan dicapai juga membutuhkan keringat dan air mata untuk
menyukseskannya.
Dari keenam poin penjabaran di atas, kata “Cerdas” dan
“Amanah” merupakan rumusan umum untuk membentuk mahasiswa KM ITS yang siap
memberikan sumbangsih bagi ibu pertiwi. Namun untuk mengabdi pada bangsa dan
negara ini, kita tidak hanya memerlukan kesiapan saja, kita harus benar-benar
matang dalam melihat situasi dan kondisi bangsa dalam berbagai sudut pandang.
Oleh karena itu, sudah seperlunya ada kolaborasi dari sikap “Cerdas” dan
“Amanah”, dimana pola berpikir revolusi dan bertindak dengan hati saling
disatukan hingga muncullah suatu sikap “Kreatif”. Kreatif dalam mengambil
keputusan, kreatif dalam menyelesaikan masalah, mapun kreatif dalam mencetak
kader-kader selanjutnya. “Cerdas, Amanah, Kreatif” bukanlah suatu rentetan proses yang harus dilewati
seseorang untuk benar-benar menjadi kader KM ITS yang matang, namun tiap kader
seyogyanya mengaplikasikan frasa tersebut dalam satu paket sekaligus agar
benar-benar tercemin “Arek ITS CAK”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Banyak buat yang udah comment, ngasi saran, kritik ato pesan-pesan